BERSAMA IGI MENGHADAPI ERA DIGITAL

2
1729

Muhammad Dirham S, S.Pd., M.Pd.

Anggota IGI Kab. Barru Sul-Sel

Organisasi  yang maju selalu melihat masa depan, sedangkan musium melihat masa lalu. Jadi kalau organisasi selalu melihat masa lalu maka itu dia menjadi musium yang sebenarnya. Ikatan Guru Indonesia dilahirkan untuk  menjadi penggerak bagi mereka yang ingin berubah. Karena perubahan yang sesungguhnya ada pada hati kita semua untuk bersama memajukan pendidikan di negara ini.

Negara maju selalu berusaha memelihara pendidikan dan menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para sarjana untuk membantu masyarakat serta meningkatkan taraf hidupnya. Hal seperti ini harus menjadi rujukan bagi bangsa Indonesia,  sebagai negara yang sedang berkembang dan berupaya untuk mengejar negara-negara maju. Pencapaian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, diantaranya melalui pendidikan  harus ditempuh.

Belajar dari itu maka penentu kebijakan di bidang pendidikan harus berusaha semaksimal mungkin mendesain kurikulum yang berwawasan ke depan. Kebijakan itu harus bisa diaplikasikan di level terbawah oleh para guru yang berhubungan langsung dengan peserta didik.  Terkait dengan hal itu juga perlu diketahui pola dan kualitas pendidikan berkenaan dengan sistem suatu masyarakat. Keberhasilan sosial politik maupun ekonomi juga akan memengaruhi kualitas dan pola pendidikan secara keseluruhan maupun skala prioritasnya. Pendidikan yang seperti ini adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk anggota masyarakat.    

Oleh karena itu, kita memerlukan sistem pendidikan yang dapat memobilisasi seluruh potensi manusia Indonesia, karena asas pendidikan yang dipakai adalah longlife of education. Maksudnya, pendidikan itu berlangsung seumur hidup. Bukan hanya ketika masih anak-anak atau muda saja, melainkan ketika sudah tua pun harus selalu menggali potensinya. Sistem pendidikan yang seperti ini sangat menunjang pembangunan bangsa.

Bisa dimengerti mengapa istilah pendidikan yang dipakai, bukan pengajaran. Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.  Bersama IGI segala bentuk pelatihan sudah dijalani dan akan terus dinanti bagi mereka yang ingin berubah. Disitu ada wujud nyata yang kemudian disaksikan oleh semua kalangan. Karena pengajaran sesungguhnya adalah ketika kita saling berbagi ilmu tanpa ada yang merasa lebih hebat. Kebersamaan itu ada pada IGI. Tidak mengenal dari mana asalmu, sukumu, maupun identitas lainnya. Semuanya berbaur satu tujuan, memajukan pendidikan Indonesia untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan.

Apa yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog pendidikan, bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk  menggarap tiga wilayah kepribadian manusia yang disebutnya sebagai “taksonomi pendidikan”. Tiga wilayah ini adalah untuk membentuk watak dan sikap (affective domain) ; mengembangkan pengetahuan (cognitive domain) ; dan melatihkan keterampilan (psychomotoric domain). Yang menjadi prioritas  dalam pendidikan adalah perubahan akhlak seseorang dan menjadi sarana proses memanusiakan manusia

Kemampuan intelektual  memang penting, tetapi ketika hanya satu aspek saja yang menjadi prioritas maka sisi kemanusiaan akan menjadi timpang. Di negeri ini banyak orang pintar yang akhirnya menjadi pejabat yang  melakukan praktik korupsi.  Atau bukankah banyak orang pintar yang setelah lulus tidak menjadi siapa-siapa, karena kurangnya aspek psikomotorik mereka. Hanya pintar berteori tapi praktiknya nol besar. Merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Bloom di atas,  pendidikan mempunyai peranan yang penting  dan luas, serta pelaksanaannya juga harus melibatkan seluruh potensi edukatif di dalam masyarakat. Artinya pendidikan menjadi tulang punggung untuk memajukan potensi bangsa.

Menyikapi hal tersebut perlu ada usaha yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan kompetisi diri dengan cara membangkitkan kreativitas dan memompa daya juang yang tinggi.  Diperlukan wadah yang mengerti tentang kebutuhan akan kondisi sekarang. IGI (Ikatan Guru Indonesia) lahir dengan segala bentuk kepeduliannya untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Organisasi ini telah memahami apa yang menjadi kebutuhan pendidikan. Segala agenda pelatihan telah terencana dengan sistematis dengan mengedepankan kemampuan menguasai teknologi. Salah satunya adalah Sagusablog (satu guru satu blog).

Kita ketahui sekarang paradigma pembelajaran telah berubah. Guru tidak lagi  satu-satunya sumber belajar peserta didik. Para peserta didik yang saat ini adalah penghuni digital native lebih senang pembelajarannya menggunakan media, khususnya  internet.  Kemampuan ini merupakan penunjang yang paling efektif dan menambah percaya diri, sebab kehidupan nyata memiliki kompleksitas yang tinggi dan juga dimensi yang beragam. Seorang filsuf  dari Tiongkok Sun Tzu mengatakan “bertempur dan menaklukkan musuh dalam peperangan bukanlah kehebatan paling tinggi; kehebatan tertinggi terjadi ketika anda mampu menghentikan musuh tanpa perlawanan”. Harapan kita sebagai paradigma pendidikan yang senantiasa akan membawa perubahan yang lebih baik adalah berupaya memperbaiki kebijakan dan kualitas di bidang pendidikan. Tidak kalah dari pernyataan itu adalah harus berbuat nyata bukan sebatas konsep maupun teori saja.

 

Comments

comments

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini