Tag Archives: Artikel

Antusiasme Guru Tanah Bumbu Belajar Menulis Artikel

Menyongsong hari Pendidikan Nasional yang tepat jatuh pada 2 Mei, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan mengadakan Workshop Literasi Produktif yaitu Teknik Penulisan Artikel pada hari Sabtu tanggal 29 April 2017. Bertempat di aula SMKN 1 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu, para peserta workshop terlihat sangat antusias mendengarkan paparan dari Bapak Desi Imam Harmika selaku narasumber dari IGI. Workshop ini dibuka langsung oleh Kabid Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Bumbu Bapak Drs. H. Abdul Zabir yang dalam sambutannya sangat menyambut baik kegiatan yang di adakan IGI ini. Selain itu hadir pula Bapak Ropingi,S.Pd selaku ketua IGI Kabupaten Tanah Bumbu yang dalam sambutannya menyatakan sangat senang dengan antusiasme peserta akan kegiatan workshop literasi produktif ini.

Mengusung Tema “Dengan Literasi Produktif Kita Bangun Penguatan Karakter Guru” Peserta kegiatan workshop ini sebanyak 54 orang dengan berbagai tingkatan sekolah, mulai dari guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Tanah Bumbu, dimana mereka saling berbaur dan bertukar informasi mengenai teknik menulis artikel, sehingga terasa sekali suasana penuh keakraban. Setiap peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya didepan peserta lain untuk diberi tanggapan dan masukan baik dari pembimbing dan peserta lainnya, dan terlihat sekali bagaimana para guru yang awalnya kesulitan dalam menuangkan pemikirannya dalam sebuah tulisan kini bahkan bisa dengan percaya diri memaparkan hasil kerjanya didepan seluruh peserta.

Peserta kegiatan workshop akan mendapatkan sertifikat dari panitia dengan syarat mengumpulkan terlebih dahulu hasil dari kegiatan ini berupa artikel, dan hasil dari karya tulis mereka akan dikirimkan kepada Panitia IGI dan selanjutnya akan diteruskan ke koran daearah untuk ditebitkan. IGI kabupaten Tanah Bumbu bekerjasama dengan Koran Radar Banjarmasin untuk memberikan kesempatan kepada guru-guru anggota IGI untuk dapat menerbitkan karya tulis mereka.

KENYATAAN YANG TERBALIK

Supriadi*

Pada tulisan saya sebelumnya yang saya kasi judul “Perjuangan Mengenal dan Memperkenalkan IGI” menjelaskan bahwa awal saya masuk IGI dari sebuah pelatihan secara online yaitu SAGUSANOV sekitat pertengahan tahun 2016. Ketertarikan terhadap IGI berlanjut pada bulan Desember 2016 ketika ada kegiatan TOC Dili Provinsi Kalimantan Barat yaitu Pontianak. Saya beserta 1 orang teman pergi bersama dengan mengeluarkan biaya sendiri demi untuk mendapatkan ilmu yang mungkin selama ini tidak kami dapatkan. Disinilah sebenarnya Mengapa Saya sangat tertarik bergabung bersama IGI karena saya berharap akan banyak belajar dari orang-orang hebat di IGI. Ilmu yang saya dapatkan di IGI akan saya terapkan dalam proses belajar mengajar di kelas saya sendiri dan harapan saya supaya siswa-siswa akan sangat senang karena model pembelajaran yang saya tampilkan selalu berubah-ubah. Itu adalah pandangan atau cita cita ke depan saya. Ternyata apa yang terjadi? Cita-cita saya malah berbanding terbalik dengan kenyataan. Niat awalnya hanya untuk mendapatkan ilmu dengan belajar banyak di IGI, tapi sekarang saya harus menyampaikan ilmu yang saya dapatkan buat guru-guru lain. Sebuah kenyataan yang tidak terbayangkan dalam benakku selama ini.

Menjadi pemateri, menjadi ketua IGI Daerah dan sekarang harus di sibukkan dengan mengundang teman-teman guru untuk belajar dalam sebuah kegiatan nasional benar-benar sebuah kenyataan yang harus saya hadapi sekarang. Bahkan sekarang program rutin setiap hari Rabu saya bersama rekan harus membimbing guru-guru untuk belajar komputer. Mungkin tidak bisa dipungkiri bahwa, masih banyak guru-guru kita yang perlu mendapatkan bimbingan terutama mengenalkan mereka terhadap teknologi. Kini kita hidup dijaman teknologi mau tidak mau kita sebagai seorang guru harus bisa menyesuaikan diri. Program belajar bersama setiap hari Rabu sudah dilaksanakan sekitar 5 kali pertemuan. Disini kita belajar bersama benar-benar berangkat dari nol. Belajar dari program paling sederhana yaitu Microsoft Word. Di sini Saya melihat betapa besar antusias para guru untuk belajar. Mereka terutama para guru wanita rela membawa makanan sendiri kemudian dimakan bersama-sama. Bahkan suatu ketika pada hari Rabu tanggal 15 Februari 2017 adalah ditetapkannya hari libur nasional karena adanya pemilihan gubernur dan kepala daerah serentak seluruh Indonesia, mereka (para guru) minta diganti kan waktu belajar itu dihari yang lain. Di sini terlihat bahwa semangat belajar para guru kita sebenarnya tinggi, yang menjadi persoalan adalah Apakah kita siap membimbing mereka dengan penuh keikhlasan? Waktu,tenaga, fikiran disini memang harus siap Kita korbankan demi untuk kemajuan bersama.

Benar-benar sebuah kenyataan yang berbanding terbalik, awalnya hanya berniat untuk mencari ilmu melalui IGI, ternyata harus membagikan ilmu terhadap sesama guru.

*Supriadi
Guru SMP N 1 MHU

Training of Coach Ikatan Guru Indonesia (TOC IGI) di GSG MAN 1 Bandar Lampung

Rizyanti – MAN 1 Bandar Lampung

Bertajuk SAGUSATAB (Satu Guru Satu Tablet) dan SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog), TOC II Ikatan Guru Indonesia Provinsi Lampung dilaksanakan di GSG MAN 1 Bandar Lampung pada 25-26 Pebruari 2017. Kegiatan ini merupakan optimalisasi kegiatan sebelumnya yaitu TOC 1 pada Desember 2016 yang dilaksanakan di GSG SD Al-Kautsar Lampung.

Dipandu oleh Coach Danang Hidayatullah, peserta sangat antusias menerima materi yang menarik dan sangat menantang tentang berbagai fitur seperti S-Note, Aplikasi Kahoot, dan content blogger pada Tablet Samsung A8 sebagai media utama dalam training ini. IGI dalam kegiatan ini bekerjasama dengan PT. Samsung untuk meningkatkan pembelajaran berbasis paperless.. Melalui cover SAGUSATAB (Satu Guru Satu Tablet), Ikatan Guru Indonesia yakin mampu meningkatkan kompetensi guru agar dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran berkualitas berbasis IT untuk mendukung gerakan literasi produktif. Selain itu, materi SAGUSABLOG juga tidak kalah menantang karena dengan tingkat kerumitan tinggi, tentunya membutuhkan konsentrasi lebih bagi para peserta. Namun, dengan penuh semangat peserta terus mengasah kemampuan demi meningkatkan kompetensi. Harus disadari, perkembangan teknologi sangat membantu pendidik dalam menyuguhkan pembelajaran karena dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan, utamanya ruang dan waktu. Artinya konsep belajar sepanjang hayat yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dapat terbantukan dengan teknologi, papar ketua IGI Provinsi Lampung Ahmad Nurkholish, M. Pd.

Sementara itu, menurut ketua pelaksana Rizyanti, M. Pd, guru sebagai ujung tombak pendidikan tidak boleh tertinggal alias gagap teknologi. Pada era smartphone yang semakin canggih sangat memungkinkan untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui media. Maka sebagai pendidik hendaknya senantiasa mengembangkan kompetensi baik kognitif maupun pedagogik, imbuhnya. Lebih lanjut beliau menghimbau agar para guru segera merapat dan menguatkan keprofesian guru melalui Ikatan Guru Indonesia (IGI) untuk memotivasi diri agar berkembang bersama, “Sharing and Growing Together”.

Banyak sekali program IGI yang akan memperkaya kompetensi para guru seperti sagusatab, sagusablog, sagusanov (Satu Guru Satu Inovasi), sagusaku (Satu Guru Satu buku) dan masih banyak lagi, info lebih luas silakan berkenalan dengan webs IGI melalui “www.igi.or.id. Bapak dan ibu guru mau maju, gabung di Ikatan Guru Indonesia, pungkasnya.

Lebih Dari Sekedar Mencintai Buku

Yully Rachmawaty*
Sabtu, 18 Februari 2017 IGI DKI kembali menyelenggarakan seminar di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tema How to be a book lovers. Seminar ini diadakan dalam rangka setahun Gerakan Literasi Sekolah dan juga untuk ikut mendukung program Satu Guru Satu Buku yang diselenggarakan oleh IGI Pusat. Seminar diikuti oleh 100 peserta yang datang dengan harapan untuk menjadi seorang pecinta buku. Acara yang disponsori oleh Samsung sebagai Mitra IGI, Standardpen dan Penerbit Cahaya Duabelas , menjadi bukti bahwa IGI dapat bekerjasama dengan berbagai lembaga dan instansi.
Banyak peserta yang belum menjadi member IGI dan mereka hadir sebagai utusan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Bersyukurnya mereka datang tidak hanya mendapatkan materi bagaimana mencintai buku, teetapi lebih dari sekedar itu. Pak Harry Utomo sebagai pembicara bukan hanya mampu memberikan informasi bagaimana cara mencintai buku tapi juga bagaimana cara  menemukan keasyikan tersendiri ketika  membaca buku. Ada tiga buku yang direkomendasikan oleh Pak Harry untuk dibaca para guru yang dianggap mampu membuat orang menjadi hobi membaca buku. Tiga buku itu adalah Bagaimana mencari teman dan mempengaruhi orang lain karya Dale Carnegie , Berpikir Dan Berjiwa Besar  dan buku Personality Plus. Pak Harry menyarankan ketiga buku itu dbaca  dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, beliau percaya dengan membacanya para guru akan menjadi guru yang sangat diidolakan oleh siswa. Sayang Pak Harry hanya memiliki waktu 2 jam untuk bisa menginspirasi dan memotivasi para guru untuk mencintai buku. Ingin rasanya , mengundang beliau kembali untuk mendengarkan sesi bagaimana cara menjadi guru idola dan menikmati peran sebagai pendidik.
Pelantikan pengurus daerah kota Jakarta Selatan dan kota Jakarta Timur, menjadi agenda penting kedua pada hari itu. Uniknya setelah dilantik  dan berikrar  untuk menjadi pengurus  IGI daerah  yang berkualitas, para pengurus yang baru saja dilantik bersama-sama membacakan puisi Guru adalah Kita karya Danang Hidayatullah. Mereka tidak sempat latihan , pembacaan puisi dipersiapkan sesaat sebelum mereka dilantik. Usai kegiatan ada seorang ibu guru yang datang menghampiri saya dan menyatakan ingin menjadi member dan  aktif di IGI Kota Jakarta Barat. Alhamdulillah, IGI perlahan tapi pasti bergerak menuju kabupaten dan Kotamadya di seluruh Indonesia.
Literasi film Kung Fu Panda sebagai materi terakhir yang disampaikan oleh Bapak Iwan Ridwan selaku ketua wilayah IGI DKI Jakarta juga telah memberikan wawasan baru kepada para guru untuk mulai mempercayai kemampuan diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Gaya bicara yang digunakan Pak Iwan dalam menyampaikan literasi film ini mampu membuat para guru memahami film Kungfu Panda lebih dari sekedar film anak-anak. Beruntungnya pengurus IGI wilayah DKI Jakarta yang memiliki ketua wilayah yang juga merupakan trainer dari Soul of speaking. Menurut saya  para guru perlu mendapat kesempatan mengikuti training Soul of speaking, agar mampu mengolah dan menyampaikan pesan kepada para siswa dengan hati yang bersih. Tak ada lagi kalimat ancaman kepada para siswa karena para guru telah dibekali informasi bahwa menyampaikan harapan kepada para siswa lebih baik daripada memberikan ancaman. Setujukan bapak ibu?
Acara Seminar ini juga dihadiri Bapak Wien Muldian Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Informasi yang diberikan oleh beliau sangat penting bagi guru dan hebatnya Bapak Win mengikuti sampai acara materi dari Pak Harry Utomo selesai. Pada saat makan siang Pak Wien mengajak Pak Harry untuk ikut serta dalam program GLS yang diselenggarakan di kota Bandung. Ajakan itu disambut hangat oleh Pak Harry , bukan karena alasan beliau tinggal di kota Bandung, Tetapi lebih karena kecintaannya pada guru dan pendidikan.
Standarpen dan Cahaya Duabelas memberikan hadiah kepada para guru yang hadir. Ada 300 buku gratis   yang dibawa oleh Cahaya Duabelas dan semuanya menjadi hadiah para guru. Sayang buku Pak Harry Utomo yang merupakan buku best seller berjudul The Lost Secret of Success telah habis di Gramedia dan belum dicetak ulang kembali. Buku yang dikemas dengan metode tanya jawab ini diyakini mampu membuat para pembacanya dengan mudah memahaminya tanpa merasa digurui. Ada satu bab khusus dalam buku Pak Harry yang memang sengaja mengangkat tentang guru , Itulah sebabnya beliau ingin sekali bisa mengadakan training of trainer untuk para guru di Indonesia. Semoga bisa kami wujudkan…