Pada tanggal 6 sampai 9 Oktober 2016 lalu Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyelenggarakan sebuah kerja besar. Sebuah TOT (training of trainers) literasi produktif berbasis IT digelar. Ini merupakan rangkaian dari sejumlah besar kegiatan IGI dalam menyebarluaskan gerakan literasi nasional. Dengan jargon SAGUSATAB (satu guru satu tablet) para calon trainer nasional didadar. Bertempat di LPMP Surabaya, kegiatan itu dihadiri oleh 150 orang guru calon trainer dari seluruh Indonesia. Mereka terdiri dari 30 orang yang sebagiannya adalah para pengurus sekaligus para master trainer, dan 120 orang lagi adalah para peserta dari berbagai tingkatan sekolah di hampir seluruh wilayah Indonesia. Separuh dari peserta ini datang ke Surabaya dengan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pengurus pusat. Mereka adalah peserta yang lolos seleksi khusus. Transportasi udara, laut maupun darat dari rumah menuju lokasi dan semua akomodasi disediakan free untuk peserta golongan ini. Sedangkan separuh lainnya adalah para peserta mandiri yang harus merogoh kocek agak dalam agar bisa bergabung dalam kegiatan IGI yang prestisius ini. Pengurus pusat hanya mensyaratkan supaya jumlah anggota IGI dari daerah mereka yang tercantum di dalam Sisfo Keanggotaan IGI tidak kurang dari 150 orang. Para peserta mandiri ini benar-benar memiliki antusiasme yang sulit dicari bandingannya dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka all out dalam menyediakan tenaga, pikiran, dan biaya untuk bisa berangkat ke Surabaya.
Kegiatan sedianya akan dibuka pada pukul 16.00 WIB hari kamis tanggal 6 Oktober 2016, tetapi karena banyak peserta yang masih berada di dalam perjalanan akhirnya panitia menyepakati untuk mengundurkan acara pembukaan menjadi jam 20.00 WIB. Ruangan yang berkapasitas 150 orang di salah satu aula LPMP Jawa Timur tersebut penuh dengan para peserta yang berdatangan dari seluruh Indonesia. Mereka sudah berkumpul sejak habis magrib. Menunggu kedatangan ketua umum IGI untuk membuka acara secara resmi.
Dalam sambutan pembukaan ketua IGI Muhammad Ramli Rahim (MRR) menyinggung tentang urgensi menyebar luaskan gerakan literasi produktif berbasis IT sehingga target satu juta guru terlatih akan tercapai dalam 5 tahun mendatang. Kegiatan TOT itu juga merupakan sumbangsih IGI kepada negara dengan cara bersinergi dengan berbagai institusi baik pemerintah maupun swasta. Oleh karenanya MRR pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada Dirjen GTK yang sudah menyediakan tiket PP untuk 40 peserta dengan memanfaatkan Garuda miles. Mrr juga berterima kasih kepada kepala LPMP Jawa Timur yang sudah menyediakan tempat dan fasilitas setara hotel untuk para peserta dengan biaya yang sangat terjangkau. Saat ini LPMP Jawa Timur dipimpin oleh Drs Bambang Agus Susetyo, MM, M.Pd mantan kepala SMPN 1 Tulungagung yang juga mantan ketua IGI Tulungagung. Sayangnya yang bersangkutan tidak bisa hadir karena sedang mengikuti kegiatan diklat PIM di Malang. Mrr juga meminta kepada semua peserta untuk membuat artikel tentang kegiatan tersebut sebagai bentuk tagihan training. Artikel harus memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang sudah bersinergi dengan IGI sehingga TOT tersebut dapat berlangsung dengan sukses
Sementara itu, sekretaris jenderal IGI, Mampuono R. Tomoredjo (MRT) mengingatkan kembali tentang peran guru sebagai Agent of Change. Para guru peserta TOT dipanggil untuk berkumpul di LPMP Jawa Timur adalah untuk dididik sebagai para pemimpin pergerakan yang siap melakukan perubahan. Mereka akan dibekali dengan berbagai keterampilan literasi sesuai dengan core competency yang mereka pilih sebagai bentuk personal branding. Mereka diharapkan bisa menduplikasi kepemimpinan yang sudah ada di dalam IGI, meniru MRR misalnya. Kemudian mereka harus menyebarluaskannya untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin baru. MRT juga mengingatkan pesan guru bangsa, HOS Cokroaminoto, bahwa untuk menjadi seorang pemimpin besar para peserta TOT harus mampu berbicara seperti seorang orator dan menulis seperti seorang wartawan. Artinya mereka harus memiliki skemata atau prior knowledge yang cukup untuk bisa berbicara dan menulis seperti yang dimaksudkan oleh MRT. Skemata tersebut akan menjadi bagus jika dihasilkan dari kegiatan belajar secara serius dan terus-menerus. Dan TOT adalah salah satu wadah untuk melakukannya.
Pada kesempatan yang sama ketua harian IGI Dr. Rusnani juga menghimbau agar semua peserta mengikuti kegiatan ini dengan bersungguh-sungguh karena kesungguhan itu akan berdampak luas pada peningkatan kompetensi guru. Yang akan dilakukan oleh para trainer selepas mengikuti kegiatan ini adalah melatih guru-guru di seluruh Indonesia dengan konten literasi produktif berbasis IT. Kualitas para trainer ini menunjukkan kualitas IGI. Kualitas para trainer adalah “muka” IGI. Jangan sampai “muka” IGI tercoreng oleh ulah oknum yang sengaja menumpang tenar padahal kualitasnya jauh di bawah standar. Selain itu Rusnani juga menyatakan bahwa penting sekali bagi setiap trainer untuk memiliki keterampilan melakukan lobi-lobi, negosiasi, dan kerjasama dengan berbagai institusi sehingga setiap kegiatan IGI bisa berjalan dengan lancar dan tidak terkendala terutama oleh masalah pendanaan. Sinergi antara IGI sebagai organisasi profesi dengan berbagai institusi sangat penting karena bisa berdampak sangat positif bagi kedua belah pihak. Ada simbiosis mutualisme yang bisa dibangun dalam rangka sinergi untuk peningkatan kompetensi guru pada sisi IGI dan pertemuan antara institusi dengan khalayak potensial yang membutuhkan layanan pada sisi institusi tersebut. Tingginya tingkat kompetensi para trainer akan berpengaruh pada tingginya kompetensi para guru yang dilatih dan pada gilirannya akan berdampak pula pada tingginya kompetensi siswa yang diajar para guru tersebut. Dampak akhir dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan literasi para siswa di seluruh Indonesia.
Tampak hadir pada acara pembukaan tersebut direktur Seameo, Dr. Gatot HP. beliau sengaja datang ke acara tersebut dalam rangka memberikan materi terkait pemanfaatan pembelajaran online untuk meningkatkan kompetensi guru dan juga mendukung literasi. Acara tersebut disiarkan secara live melalui video conference dengan berpuluh titik di seluruh Indonesia.
Kita petlu acungkan jempol tinggi-tinggi untuk semua komponen yang terlibat dalam TOT ini, khususnya untuk para peserta. Dengan penuh semangat mereka mengikuti kegiatan pembukaan dari awal sampai akhir. Dalam TOT yang berlangsung 4 hari tersebut, setiap hari kegiatan selalu mencapai tengah malam dan tidak ada peserta yang ijin atau diam-diam meninggalkan ruangan. Tercatat aula tersebut baru mulai sepi pada jam 02.00 dini hari. Para pengurus IGI selalu menyelesaikan rapat untuk evaluasi dan pematangan kegiatan esok hari tepat setelah kegiatan umum selesai pada tengah malam.
Tidak hanya itu, kegiatan pelatihan tersebut sebenarnya berlangsung selama 24 jam karena ruang-ruang kelas online dalam grup-grup WhatsApp selalu penuh dengan postingan postingan hasil pembelajaran dan hasil diskusi yang dilakukan oleh para peserta secara berkelanjutan. Ada 6 kanal keahlian khusus pendukung literasi produktif berbasis IT yang disediakan oleh panitia. Kanal-kanal itu diampu oleh para master trainer yang piawai dibidangnya. Setiap kanal dijadikan kelas offline dan onine bagi peserta yang sedang mencari bentuk brand masing-masing. Meskipun kanal offline sudah selesai tetapi kanal online akan berjalan terus. Di kanal-kanal itulah para trainer akan terus belajar untuk meningkatkan kompetensi pada brand masing-masing dengan bimbingan para “suhu”. Semoga ini adalah sesuatu yang bisa berdampak positif bagi Indonesia kedepan. Mari kita tunggu hasilnya seperti apa.
Salam Pergerakan Pendidikan! Singkirkan Zona Nyaman.
MERDEKA!!!
Mampuono R.T.
Sekjen IGI