IGI Samarinda Bangkit!

Sesi Menemu Baling, menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga dalam perjalanan dari Samarinda menuju Kota Bontang Sabtu 15 Jan 2017. 17.00-21.00 WITA

0
2063

Dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 serta AD ART-nya, Ikatan Guru Indonesia(IGI) sebagai organisasi profesi guru yang getol pada peningkatan kompetensi para pendidik ini terus bergerak. Terhitung sejak disyahkan sebgai sebuah organisasi profesi guru oleh Kemenkumham RI, IGI secara berkesinambungan merancang berbagai strategi agar dapat mengembalikan profesi guru kepada marwahnya, yaitu bisa digugu dan ditiru. Oleh karenanya IGI di seluruh Indonesia terus-menerus bergerak dan bangkit menuju kepada kompetensi yang lebih baik. Kebangkitan itu juga diikuti oleh guru-guru yang tergabung dalam IGI kota Samarinda dengan kegiatannya pada hari Sabtu, 15 Januari 2017.

Seminar dan workshop guru yang bertajuk “Pemanfaatan IT dalam Inovasi Pembelajaran yang Kreatif dan Menemu Baling” digelar hari itu. Menemu Baling sendiri merupakan akronim dari menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga, sebuah metode temuan Mampuono, Sekjen IGI, yang memudahkan semua orang untuk menulis dan membaca dengan menggunakan bantuan IT.

Kegiatan ini diikuti oleh para guru dari kota Samarinda dan sekitarnya. Jumlah mereka kurang lebih 210 orang. Sebagian besar dari mereka adalah para guru wanita, mngkn memang minat guru-guru wanita kepada hal-hal yang berbau IT cukup tinggi. Para guru tersebut mengajar dari level TK sampai sekolah lanjutan atas di lingkungan kementrian pendidikan dan kebudayaan serta kementrian agama.

Rangkaian acara kegiatan dimulai dari tari-tarian selamat datang, pengalungan slempang manik, kumandang lagu kebangsaan, hymne dan mars IGI, pidato sambutan, pembacaan doa, pesan sponsorship dari rumahguru.com, acara inti, dan bagi-bagi doorprize.

Yang menarik adalah penampilan dari grup paduan suara guru-guru SD Fastabiqul Khairat. Tampilan mereka begitu khusyuk dan kompak ketika menyanyikan lagu Hymne IGI dan menjadi bersemangat ketika menyanyikan Mars IGI. Iringan instrumen musik dari jari jemari yang menari lincah di tuts-tuts keyboard dan gesekan biola yang mendayu-dayu membuat siapa saja yang berada di ruangan seminar hanyut dengan kekhidmatan dan antusiasme yang terpancar dari kedua lagu wajib IGI tersebut.

Dalam sambutannya ketua IGI Samarinda Dwisari Harumingtyas mengatakan bahwa untuk bisa berubah menjadi lebih baik guru harus memulai dari dirinya sendiri. Guru juga harus bisa merubah mindsetnya dan mulai mengidentifikasi kekurangannya lalu belajar lagi dan jika sudah mahir harus rela berbagi. Sementara itu bendahara umum IGI, Gusti Surian, menyebut kisah Thomas Alfa Edison sebagai inspirasi tentang bad and good teachers. Menariknya good teachernya justru ibu Thomas Alfa Edison yang berhasil mendidik Thomas menjadi seorang yang hebat kelak kemudian hari padahal dia sudah dibuang dari sekolah oleh para gurunya.

Perwakilan Dinas Pendidikan kota Samarinda, Andi Arifin yang menyampaikan sambutannya setelah sambutan dari bendahara umum Ikatan Guru Indonesia menyampaikan permohonan maaf karena pada saat yang sama Kepala Dinas harus menghadiri acara lain yang tidak kalah penting. Maka kepala dinas mengutusnya sebagai wakil. Selanjutnya Andi Arif menyampaikan bahwa guru bekerja harus meluruskan niat. Mereka menjalani profesinya dengan niat ibadah, bukan untuk mencari uang. Selama16 tahun menjadi guru adalah masa-masa indah bagi Andi Arif. Itu karena guru adalah pekerjaan paling mulia, asal niatnya benar, imbuhnya. Niat utama guru bekerja haruslah karena ingin memandaikan anak. Oleh karenanya Andi Arif rela memberikan les dengan biaya sangat murah bahkan gratis untuk para siswa yang tidak semuanya mampu.

Kegiatan kegiatan seminar dan workshop yang berlangsung dari jam 09.00 sampai 15.00 Waktu Indonesia Tengah ini diselenggarakan di ruang Bina Bangsa lantai 2 KESBANGPOL kantor Gubernur Kalimantan Timur. Kantor yang berlokasi ditengah Kota Samarinda tersebut memiliki beberapa gedung dengan ruang-ruang pertemuannya. Sejatinya kegiatan IGI akan dilaksanakan di lantai satu kompleks yang sama tetapi beda gedung, namun karena pada saat yang sama juga diselenggarakan kegiatan-kegiatan menyambut ulang tahun kota Samarinda maka acara IGI akhirnya dipindahkan.

Ruang Bina Bangsa yang berukuran kurang lebih 15m x 20m bisa menampung dengan baik seluruh peserta. Duaratus lebih kursi yang berada di dalamnya hampir tidak ada yang kosong. Hanya saja pada saat acara sedang berlangsung listrik padam sehingga praktis kegiatan agak terganggu. Listrik padam tepat pada saat wakil dari dinas pendidikan sedang memberikan sambutannya. Namun tidak ada rotan akar pun jadi. Tidak ada mikrofon, sebagai gantinya para pemberi sambutan menyuarakan sambutannya dengan volume yang lebih tinggi daripada biasanya.

Sebelum acara inti di mulai, panitia mempersilakan kepada Ralista Firdani Haroen, wakil dari pihak pemberi sponsorsip rumahguru.com untuk menyampaikan pesan-pesan sponsornya. Dari apa yang disampaikan oleh Ralista ternyata rumahguru.com adalah sebuah perusahaan starter yang dikomandani anak-anak muda fresh graduate lulusan dari Harvard University dan lulusan luar negeri lainnya. yang ingin memajukan Indonesia melalui modernitas layanan pendidikan secara online. Mereka menyediakan LMS (Learning Management System) yang saat ini beranggotakan 50.000 orang guru dan 150.000 siswa. LMS yang melayani pembelajaran online sampai assessment dan analisanya ini dishare gratis kepada para guru dan siswa. Para guru yang berminat memberikan Ies privat juga diberikan wadah dengan pembagian prosentase penghasilan 80% untuk guru dan 20% untuk rumahguru.com. Sistem Ies privat ini dikembangkan mirip dengan sistemnya Gojek, sebuah moda transportasi online yang juga dibesut oleh lulusan Harvard University, Nadhim Makarim.

Sesi akhir dari rangkaian kegiatan seminar dan workshop hari ini adalah tentang Menemu Baling atau Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga. Oleh Mampuono, penemu aplikasi Metode Menemu Baling yang juga Sekjen IGI, peserta diajak untuk bersama-sama mendownload dan menginstal aplikasi Menemu Baling dari link www.igi.or.id/download. Setelah itu peserta diminta mengikuti langkah-langkah praktek menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga yang sudah tercantum di dalam aplikasi Menemu Baling tersebut. Sekjen juga menjawab beberapa pertanyaan penting yang diajukan oleh peserta di akhir sesi. Pertanyaan berkisar pada bagaimana mengefektifkan penggunaan metode Menemu BaIing untuk menulis buku, PTK dan KTI sampai apa merek gadget yang paling cocok serta bagaimana caranya menghapus image bangsa kuli dari orang Indonesia. Mampuono mengatakan bahwa metode tersebut akan sangat efektif dipergunakan apabila semua setting bahasa lisan dan bahasa tulisnya disesuaikan dengan keperluan. Sedangkan gadget yang paling sesuai tentu saja Tablet Sagusatab IGI. Mengenai image bangsa kuli Mampuono berpesan kepada semua guru yang hadir supaya mereka membesarkan jiwa dan pikiran mereka sendiri lalu menularkannya kepada anak didiknya. Jiwa dan pikiran yang besar bisa dimulai dengan menggunakan pola pikir HOTS atau higher order thinking skills. Ini berarti kita meletakkan pikiran pada tataran great mind yang senantiasa memikirkan ide-ide, menjadi bagian dari solusi, dan menciptakan kreasi baru untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dengan begitu maka orang diajak untuk terus berpikir maju bukan mandeg, apalagi mundur, memimpin, bukan dipimpin, dan diikuti, bukan mengikuti. Ketika semua orang Indonesia sudah melakukan hal seperti itu maka image bangsa kuli kepada bangsa Indonesia dengan sendirinya akan hilang.

Salam pergerakan pendidikan!

Sekjen IGI
Mampuono
#menulislah5menit#

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini