Beasiswa Sepeda Dari Jepit Rambut

0
1947

Oleh : Tuti J. Rismarini

Naskah Best Practice yang disajikan saat Simposium Nasional

Kongres II Ikatan Guru Indonesia di Makassar 30 Januari 2016

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan biodata siswa, ada seratus enam puluh sembilan dari kelas tujuh, tujuh puluh siswa dari kelas delapan dan empat puluh empat siswa dari kelas sembilan. Mereka sering tidak masuk sekolah padahal mereka termasuk siswa yang cerdas berdasarkan hasil Multiple Intelligences Test Howard Gardner dari Lembaga Prima Studi yang berlisensi Amerika yang pernah melakukan tes secara gratis di SMP Negeri 2 Pagedangan.

Hasil pengamatan dan rekam data menunjukkan bahwa mereka dari keluarga kurang mampu. Jarak tempuh rumah mereka ke sekolah rata-rata sekitar 5 (lima) kilometer. Jika cuaca sedikit tidak mendukung, misalnya: mendung, hujan rintik-rintik/gerimis saja mereka sudah tidak masuk sekolah, selain itu mereka juga jarang mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan diri maupun ekskul dengan alasan tidak mempunyai ongkos transportasi, ada pula yang beralasan karena tidak memiliki sarana transpostasi. Kadangkala beralasan tidak ada tumpangan, dan berbagai alasan lain yang terkait dengan masalah transportasi ke sekolah.

Menurut pendapat penulis, ini adalah masalah yang pasti akan berdampak pada fenomena menurunnya mental juang dan disiplin seluruh siswa SMP Negeri 2 Pagedangan, yang kelak akan berujung pada menurunnya kualitas pendidikan di SMP Negeri 2 Pagedangan Kabupaten Tangerang.

Atas dasar itu, penulis selaku kepala sekolah ber-upaya mencari alternatif pemecahannya dengan membaca beberapa buku, mengunjungi berbagai situs di dunia maya dan sharing dengan beberapa kawan melalui e-mail . Dari dunia maya inilah, penulis berkenalan dengan seorang penulis buku yang telah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI: Jaya Suprana), yaitu Ibu Melly Kiong. Dengan “Rumah Moral” nya. Beliau menawarkan konsep program kecakapan hidup (life skill) membuat jepit rambut dari bahan dasar limbah kain. Hasilnya akan dijual, kemudian dibelikan sepeda sebagai sarana transportasi siswa yang kurang mampu.

Cara itu, menurut penulis sangat cocok untuk anak-anak di sekolah karena tidak jauh dari SMP Negeri 2 Pagedangan ada beberapa pabrik pakaian jadi (garment) sehingga bahan baku mudah didapat.

Program kecakapan hidup (life skill) membuat jepit rambut menjadi alternatif awal. Jika kelak target sudah tercapai maka kegiatan akan tetap diselenggarakan dan akan terus dikembangkan untuk membantu kebutuhan siswa dalam menyelesaikan sekolahnya di SMP Negeri 2 Pagedangan. Sebab, jika hanya mengandalkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) saja tentu kurang memadai.

Mengapa sepeda ?

Karena sepeda merupakan sarana transportasi yang paling tepat untuk kondisi lingkungan di SMP Negeri 2 Pagedangan. Selain itu, sudah banyak siswa SMP Negeri 2 Pagedangan yang menggunakan sepeda sebagai sarana transportasinya ke sekolah. Jadi mereka tidak sendirian. Hal lain, yang memantapkan sepeda sebagai pilihan untuk sarana transportasi karena secara tidak langsung mengayuh sepeda ke sekolah mengandung unsur pendidikan karakter, seiring digulirkannya Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa oleh Pemerintah. Pendidikan karakter yang terkandung dalam kayuhan sepeda, antara lain mengajarkan kerja keras, meneguhkan mental juang, disiplin, menanamkan kepatuhan berlalu-lintas, serta beberapa unsur karakter lain. Kayuhan demi kayuhan dalam bersepeda menjadi simbol yang mengajarkan bahwa hidup itu harus berusaha jika ingin sukses. Dengan mengayuh sepeda tubuh akan mengeluarkan energi dan keringat, hal ini jika ditinjau dari aspek kesehatan maka membuat badan menjadi lebih sehat dan segar.

Sebelum penulis menerima tawaran Ibu Melly Kiong, penulis mencari benang merah antara program kecakapan hidup (life skill) membuat jepit rambut dengan pendidikan. Penulis konsultasi dengan pengawas pembina. Beliau menjelaskan bahwa program kecakapan hidup (life skill) membuat jepit rambut merupakan bagian dari pendidikan kecakapan hidup yang terdapat di dalam kurikulum. Selain itu pendidikan kecakapan hidup merupakan salah satu unsur pendidikan karakter.

Pernyataan itu dikukuhkan oleh pengawas bidang Seni-Budaya dan Keterampilan (SBK). Beliau meminta agar tawaran Ibu Melly Kiong disambut dengan kesungguhan. Beliau berharap bahwa dari proses membuat jepit rambut, tidak sekedar menghasilkan produk namun lebih dari itu, yaitu teguhnya mental juang, dan disiplin sehingga seberat apapun tantangan ataupun rintangan hidup, mereka dapat bertahan (survive). Selain itu, munculnya kreativitas dan inovasi yang berazaskan patriotisme, nasionalisme, kebersamaan serta saling membantu.

Terkait dengan hal itu beliau-beliau berharap bahwa program kecakapan hidup (life skill) membuat jepit rambut tidak sekedar menghasilkan produk namun proses pembuatannya mampu mengembalikan fitrah guru sebagai pendidik bukan hanya sebagai pengajar. Kenyataannya, fenomena guru sebagai pendidik sudah lama menghilang ditelan zaman. Guru-guru zaman sekarang, sudah dihantui penyakit dagang ilmu yang hanya datang ke sekolah mengajar kemudian pulang.

Tujuan Program Kecakapan Hidup (Life Skill) Membua Jepit Rambut

Membantu memecahkan masalah sarana transportasi “Sepeda”bagi siswa yang kurang mampu. Oleh karena itu, tema program yang  penulis gulirkan sebagai suatu gerakan adalah “Beasiswa   Sepeda Dari  jepit  rambut”.

 

PELAKSANAAN PROGRAM KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)

MEMBUAT JEPIT RAMBUT

SMP Negeri 2 Pagedangan Selayang Pandang

SMP Negeri 2 Pagedangan berada di lingkungan wilayah Pagedangan yang secara geografis merupakan daerah perbatasan kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD), yang dikelilingi oleh perumahan elite Green Cove, Foresta, AEON, Catalina, Summarecon, Paramount, Karawaci dan Alam Sutera serta beberapa sekolah elite yang terdapat di sekitar Pagedangan terutama sekolah swasta, antara lain Tarakanita, Penabur, Santa Maria, Pahoa, Nanyang Jakarta School. Sekolah-sekolah tersebut menyediakan pendidikan dari tingkat dasar, menengah dan atas, dan masih ada beberapa lagi sekolah elite bertaraf nasional dan internasional serta perguruan tinggi elite swasta juga bertaraf nasional dan internasional. Tidak jauh dari SMP Negeri 2 Pagedangan, sekitar dua kilometer terdapat pusat penelitian (research) Yohanes Surya dan institut robotic yang sudah dikenal masyarakat, yang sebagian besar siswa dan mahasiswanya dari Papua. Di sana juga ada rumah sakit elite bertaraf internasional, hotel, mal, tempat hiburan, seperti karaoke dan perkantoran milik pemerintah serta perkantoran asing. Selain itu, ada juga pabrik sepatu, pabrik cat terkenal, tempat perakitan meubel merk Ligna, gudang alat-alat laboratorium IPA yang ternamaScientific“PUDAK”,beberapa pab garment dan butik. Dengan demikian tentunya banyak pendatang yang bermukim di wilayah Pagedangan sehingga kondisi demografisnya sangat heterogen.

Itulah sebabnya dalam tinjauan Sosio-Budaya secara faktual wilayah Pagedangan dapat disebut sebagai “Melting Pot” Budaya nusantara dan juga budaya asing, yang terpadu dari berbagai latar belakang sosial.

Dengan demikian keberadaan SMP Negeri 2 Pagedangan menjadi tumpuan dan harapan penulis untuk berkompetitif positif dalam kualitas pendidikan dengan sekolah-sekolah yang ada dalam rangka menyiapkan generasi bangsa yang cerdas sesuai dengan tujuan negara Republik Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Deskripsi Singkat Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa SMP Negeri 2 Pagedangan

Kondisi ekonomi orang tua siswa yang sekolah di SMP Negeri 2 Pagedangan dihadapkan pada sebuah realita bahwa siswa-siswa yang sekolah di SMP Negeri 2 Pagedangan berasal dari tiga prosen kondisi ekonomi orang tua mereka termasuk pada strata atas, delapan puluh sembilan prosen termasuk pada strata menengah dan delapan prosen termasuk pada strata bawah atau kurang mampu.

Adapun mata pencaharian orang tua siswa yang termasuk pada strata bawah atau kurang mampu, adalah pemulung, buruh tani, buruh pabrik, security (Satpam), penjaga toko, penjaga sekolah, kuli bangunan, pengangkut sampah, buruh cuci pakaian, buruh cuci mobil, tukang ojek, pedagang kecil (pedagang kaki lima), sopir, tidak bekerja baru di PHK, pegawai swasta, tukang parkir, tukang pijat keliling, bahkan ada mantan preman pasar, makelar, dan beberapa mata pencaharian lainnya yang tidak dapat dipaparkan di sini.

Pelaksanaan Program Kecakapan Hidup (Life Skill) Membua Jepit Rambut

Pelaksanaannya melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:

(1). Menyusun perencanaan

Setelah menyusun perencanaan, penulis meminta kesediaan Ibu Melly Kiong menjadi pelatih/instruktur bagi guru-guru yang akan membimbing siswa.

Alhamdulillah, Ibu Melly Kiong menyatakan kesediaannya dan membantu sepenuhnya.

(2). Menyusun struktur organisasi

(3).  Menentukan modal awal untuk membeli alat produksi.

Sekolah mengalokasikan dana sebagai modal awal untuk kepentingan program ini tidak bisa banyak selebihnya adalah bantuan dari beberapa kawan guru. Namun, Alhamdulillah, Ibu Melly Kiong berhasil mendapat donasi 1000 (Seribu Ringgit) dari seseorang berkewarganegaraan Malaysia yang memiliki kepedulian dan komitmen di dunia pendidikan. Donasi tersebut diserahkan kepada SMP Negeri 2 Pagedangan untuk memperlancar program.

(4). Mencari pabrik pakaian jadi (garment) yang bersedia memberikan limbahnya untuk pembuatan jepit rambut.

Alhamdulillah, selain mendapat bahan kain limbah dari pabrik garment yang ada di wilayah Pagedangan, jaringan kerja Ibu Melly Kiong menyanggupi akan memberi kain limbahnya secara teratur dan terus menerus. Kemudian bersama Ibu Melly Kiong, menyusun jadwal pelatihan guru yang akan membimbing siswa membuat jepit rambut. Ibu Melly Kiong sebagai pelatih/instruktur nya.

(5). Memberikan pelatihan kepada guru-guru yang akan membimbing siswa.

Ibu Melly Kiong sebagai pelatih/instruktur memberi pelatihan kepada guru-guru yang akan membimbing siswa untuk membuat jepit rambut.

(6). Menyusun jadwal pelaksanaan program

Pembuatan jepit rambut dilaksanakan setiap hari Sabtu, pukul 11.00 –12.00 WIB setelah selesai kegiatan pengembangan diri dan ekskul. Adapun tempatnya di selasar ruang belajar siswa, karena belum memiliki bengkel kerja yang memadai.

(7). Mempersiapkan bahan-bahan, yaitu: kerangka jepit rambut, lem batangan khusus untuk menempel bahan, alat penempel pola jadi, kain limbah dari pabrik, jarum, benang, gunting, kertas karton untuk membuat pola, bahan dan alat-alat kelengkapan lainnya.

(8). Cara membuat jepit rambut

  1. Membuat pola
  2. Menggunting bahan sesuai pola
  3. Menjahit pola
  4. Menempel pola jadi pada kerangka jepit rambut
  5. Menghias jepit rambut yang sudah jadi.

 

Setelah hasil produksi, layak jual maka SMP Negeri 2 Pagedangan melakukan pemasaran.

 

 

 PEMASARAN

Tag Pemasaran

Ide yang digulirkan sebagai tag pemasaran adalah :

Tag lain yang penulis gulirkan adalah tag yang pernah digulirkan oleh bapak Rano Karno, sa’atini menjabat sebagai Wakil Gubernur Provinsi Banten. Tag tersebut digulirkan ketika beliau menjabat sebagai Duta UNICEF, yaitu :

 

Ayooo Sekolah”Tagtersebut.oleh penulis, kalimatnya ditambah menjadi

Tempat Pemasaran

Pada awalnya, pemasaran dilakukan di tempat kegiatan pameran, seminar, pelatihan. Ketika pertama kali mengikuti pameran, penulis dan Ibu Melly Kiong bertemu dan berkenalan dengan beberapa peserta pameran serta pengunjung yang memiliki kepedulian dan komitmen di dunia pendidikan. Dari sanalah kami membangun jaringan komunitas program kecakapan hidup (Life Skill) yang saling bersinergi memasarkan produk dalam bentuk paket, antara lain paket dengan hasil dari Yayasan Anak Down Sindrom Indonesia,

Yayasan Kanker Dharmais Jakarta, Sekolah Tuna Rungu Wicara dari Wonosobo dan beberapa sekolah di luar Jawa.

Petugas Pemasaran

Koordinator petugas pemasaran di sekolah adalah Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Anggotanya adalah Ketua Program Peningkatan Kualitas Non Akademik dibantu oleh beberapa kader dari unsur siswa kelas 7 dan 8, Pengampu Mata Pelajaran Keterampilan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan, Pengurus OSIS.

Adapun yang memasarkan jepit rambut ke luar kota bahkan sampai ke luar Jawa adalah Ibu Melly Kiong (Pendiri Rumah Moral), Ketua Komunitas Sepeda Indonesia Wilayah Tangerang: Ranger Bike To Work”, beserta seluruh Komunitas Pengguna Sepeda Indonesia Wilayah Bike To Work Indonesia”.

Program Kecakapan Hidup (Life Skill) Membuat Jepit Rambut pernah diliput SCTV, JAK TV, DAAI. Bersama Bike To Work dan Rumah Moral, SMP Negeri 2 Pagedangan mengisi acara dialog interaktif di TV Binus: di upload di Internet. Telah dua kali dalam dua tahun Program Kecakapan Hidup Membuat Jepit Rambut SMp Negeri 2 Pagedangan dijadikan topik diallog i Pendidikan di Nasional”RRIPrograma2FM. Program Kecakapan Hidup Membuat Jepit Rambut Mendapat mendapat perhatian khusus dari media Pro Tangerang, Indonesian Student, Tabloit Pendidikan Indonesia. Bahkan pernah dikunjungi Kepala SMP Negeri 3 Bukitinggi beserta Kepala Dinas Bukittinggi Sumatera Barat.

Atas kerja keras Ibu Melly Kiong, SMP Negeri 2 Pagedangan mendapat bantuan dari beberapa perusahaan, yaitu: dari Garuda Food, Innaco, Tupperware dan beberapa kolega Ibu Melly Kiong. Selain itu mendapat keringanan harga sepeda dari Sepeda Merk Polygon.

Atas kerja sama seluruh keluarga besar SMP Negeri 2 Pagedangan dan peran utama Pembina Kesiswaan, SMP Negeri 2 Pagedangan mendapat bantuan dari BNI 46 Jakarta.

Seiring bergulirnya waktu, jepit rambut dipesan sebagai souvenir suatu kegiatan dan perhelatan.

Satu hal yang tidak akan terlupakan dan menjadi khasanah perjuangan SMP Negeri 2 Pagedangan adalah KIPRAH bapak Habe Arifin dengan IGI nya telah menginspirasi perjalanan Program Kecakapan Hidup (Life Skill) SMP Negeri 2 Pagedangan.

Bapak Habe Arifin, salah seorang perintis berdirinya Klub Guru Indonesia (KGI) yang bermetamorfosa menjadi Ikatan Guru Indonesia (IGI) (yang sa’atkitamenjadiinianggota IGI yang sedang menyelenggarakan Konggres kedua ini, di kota Makasar ini) memberikan sepeda kepada SMP Negeri 2 Pagedangan bersama dengan beberapa sekolah yang ada di Indonesia. Beliau (Bapak Habe Arifin) memberikan sepeda hasil karya alumni ITS & UI yang dibuat di UI. Penyerahannya diselenggarakan di Kantor Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Pada kesempatan lain, bapak Habe Arifin, juga memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti seleksi penulisan buku inspiratif. Alhamdulillah, penulis dan sahabat kita Ibu Puti salah seorang pengurus IGI Pusat berhasil terseleksi.

Walhasil, buku tersebut merupakan kumpulan kisah inspiratif dari beberapa penulis. Buku tersebut diberi judul Oase PendidikanDi Indonesia”. Di dalam buku tersebut penulis telah menulis tentang pemberian sepeda untuk seorang siswa yang kurang mampu, bernama Rizki. Adapun, judul tulisannya adalah “Beasiswa Sepeda dari Jepit. Rambut”

Hasil Penjualan

Sebagaimana tujuan awal program ini maka hasil penjualan untuk membeli sepeda yang akan diberikan kepada siswa kurang mampu. Namun, karena jumlah siswa kurang mampu yang ada di SMP Negeri 2 Pagedangan banyak sedangkan hasil penjualannya tidak serta merta banyak maka pemberian sepeda didasarkan pada skala prioritas. Prioritas pertama adalah siswa yang berprestasi tetapi kondisi ekonomi orang tuanya benar-benar kurang mampu. Prioritas kedua adalah siswa yatim dan duafa walaupun tidak berprestasi.

Dampak Pemberian Beasiswa Sepeda

Seiring bergulirnya waktu, pameran dan pemasaran terus dilakukan di beberapa tempat dan dalam berbagai acara.

Pemberian sepeda hasil penjualan jepit rambut berdampak positif bagi seluruh siswa. Siswa menjadi lebih rajin ke sekolah dan lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri, ekskul serta berbagai kegiatan lainnya dengan prosentase ketidakhadirannya yang sangat rendah. Jika ada yang tidak hadir, hal tersebut disebabkan kurang sehat, menjaga orangtua atau neneknya yang sedang sakit di rumah sakit, atau memang ada kegiatan sekolah, yaitu mengikuti seleksi Olimpiade Science Nasional (OSN), Olimpiade Olah Raga Sekolah Nasional (O2SN), Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Debating Bahasa Inggris, Lomba Ketangkasan Pramuka, Paskibra, Lomba Poster, Lomba Sanitasi Sekolah (Sanisek), Jambore, pertandingan-pertandingan lainnya serta kegiatan-kegiatan lain untuk mewakili sekolah.

Karakter-karakter yang tersebut di atas dalam tulisan ini yang pada awalnya ditanamkan agar siswa terbiasa, kini telah membudaya dan berkembang menjadi karakteristik siswa SMP Negeri 2 Pagedangan yang sangat membanggakan.

Dampak lain dari program ini adalah bahwa OSIS termotivasi untuk melakukan suatu gerakan yang diberi nama “Charity One Da For Us”. Gerakan ini diselenggarakan OSIS yang bekerja sama dengan alumni, pemuka agama dan masyarakat sekitar sekolah untuk mengumpulkan dana yang akan diperuntukkan untuk kepentingan sekolah siswa yang membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan sekolahnya di SMP Negeri 2 Pagedangan.

Ada satu filosofi yang disampaikan oleh salah seorang Pengawas Pendidikan Kabupaten Tangerang ketika menyaksikan penyerahan sepeda hasil penjualan perdana jepit rambut SMP Negeri 2 Pagedangan. Dalam sambutannya itu, beliau mengatakan bahwa

“Sepeda boleh Rusak atauKarakter-karakterHilang,yang Namun baik, antara lain Mental Juang & Disiplin, Harus Tetap Diteguhkan

Walau Banyak Tantangan Dan Rintangan, serta Tidak Mudah Semudah Membalik Telapak Tangan”.

Memang, Jika segenap siswa memiliki keteguhan mental juang dan disiplin tinggi maka dapat dipastikan kelak SMP Negeri 2 Pagedangan akan melahirkan pribadi-pribadi yang berkualitas.

AMIIIN YAA  RABB  AL  ‘AMIN.

 

PENUTUP

Akhirnya, suatu kenyataan bahwa apa yang penulis lakukan bukan sesuatu yang sangat besar ataupun juga bukan sesuatu yang luar biasa dan bukan pula sesuatu yang penting, apalagi suatu prestasi dengan istilah Best Practice.

Namun, penulis berharap bahwa tulisan ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi para sahabat yang telah berkomitmen dan mendedikasikan dirinya pada dunia pendidikan terutama sahabat-sahabat  yang  tergabung  dalam  wadah  Ikatan  Guru  Indonesia  (IGI).

SALAM SEMANGAT … IGI …

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini