YANG MENOLAK PLPG 80, PENGHAMBAT UPAYA MEMASTIKAN KUALITAS GURU

0
3316

Sebenarnya kami memilih bekerja meningkatkan kompetensi guru dibanding berdebat soal ini, namun beberapa pihak mencoba menghalangi pemerintah membuat standar tinggi, maka saya pun akhirnya diminta oleh berbagai pihak berpendapat soal ini.
Sebelum saya membahas lebih jauh, saya hanya ingin bertanya :

1. Jika suatu ketika anak atau cucu bapak ibu pulang dari sekolah membawa hasil ujiannya lalu tertulis angka 42, apakah bapak ibu gembira?

2. Jika yang tertulis adalah 60 apakah bapak ibu puas.
Pertanyaan ini perlu diajukan mengingat hampir seluruh rakyat Indonesia akan memberikan jawaban yang hampir sama, yaitu tidak puas dan tidak menggembirakan.
Lalu mengapa kita membiarkan guru dengan standar rendah mengajar di sekolah, mengapa kita biarkan guru dengan kemampuan minim menjadi tulang punggung mempersiapkan masa depan bangsa??

PLPG adalah pintu masuk untuk mendapatkan TPG (Tunjangan Profesi Guru), dulu pemerintah telah berbaik hati memberikan standar rendah hanya 42, dan kini pemerintah meminta standar 80 dan itu seharusnya menjadi sebuah keniscayaan.
Guru-guru kita yang telah menerima TPG hampir 10 tahun pun masih bermasalah, hanya 6,1 persen dari 2,69 juta guru yang dinyatakan lulus UKG dan tak perlu belajar lagi, sementara 93,9% diantaranya harus melalui diklat berupa daring dan luring. Lalu mengapa kita ingin memberikan ruang kepada mereka yang berkemampuan rendah untuk mengisi formasi sertifikasi guru?
Pemerintah bahkan sudah menetapkan target capaian UKG 2016 diangkat 65, tahun 2017 diangka 70, tahun 2018 diangka 75, tahun 2019 diangka 80 dan terdapat lebih dari 2,5 juta guru yang harus dilatih agar mampu mencapai target 80 di tahun 2016. Lalu mengapa untuk PLPG kita harus menolak angka 80?

Menurut hemat kami, PLPG 80 justru menjadi keharusan, cukuplah 2,5 Juta guru ini yang diurusi oleh pemerintah untuk ditingkatkan kemampuannya, bukan menambah beban pemerintah dengan menerima mereka yang tak layak menjadi guru lalu memaksa mereka mempersiapkan masa depan bangsa.
SOLUSI IGI
lalu apa yang IGI akan lakukan untuk membuat seluruh guru di Indonesia mencapai angka 80?
IGI mengajak seluruh guru untuk meningkatkan kemampuannya, sudah saatnya kita berhenti menyalahkan pemerintah, mengkritik dan meminta pemerintah membatalkan standar tinggi yang sudah seharusnya diterapkan. IGI siap menggelar seminar, pelatihan uji coba ujian guru berbasis komputer dan seterusnya.
Kini kami terus bergerak, saya sendiri saat ini sedang menjalani Road Show Literasi Produktif di 15 Kabupaten/Kota di Sulsel sebagai upaya peningkatan kompetensi guru. Mulai dari Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Pare, Pinrang, Sidrap, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Wajo, Bone, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan hari ini di Bulukumba.
Makassar, 24 September 2016
Muhammad Ramli Rahim

Ketua Umum Pengurus Pusat

Ikatan Guru Indonesia

#IGI

#MRR

#Ikatan Guru Indonesia

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini