IGI Kunjungi Goyang Ogeum Elementary School Korea Selatan

0
536

Seoul, IGI.OR.ID- Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengunjungi Goyang Ogeum Elementary School  yang terletak di sebelah utara kota Seoul. Mereka berangkat dari stasiun Hongik University dengan kereta cepat yang berakhir di stasiun terdekat dari sekolah sekitar 30 menit perjalanan, Selasa (19/9).

Rombongan dipimpin oleh Ketum IGI Danang Hidayatullah, didampingi Waketum Abdul Wahid Nara, Muliadin Harahap, Yuserto, Bendum Roro Tia Rizqi Ferlina, Wabendum Rika Sri Derma, dan Desy Hairina, Nursyamsih, Nur Azijah. Kunjungan tersebut disambut oleh Vice Principal Ahm Hyun Jung didampingi Joon (tim riset di Goyang Ogeum Elementary School).

Goyang Ogeum Elementary School 
Goyang Ogeum Elementary School

Menurut Danang, kunjungan ini dilakukan untuk melihat langsung kondisi sekolah di Korea Selatan. “Banyak hal yang kami pelajari dari kunjungan sekolah ini. Diantaranya manajemen, metode pembelajaran, sarana prasarana serta beberapa hal yang bisa diaplikasikan di Indonesia,” jelas Danang.

Sementara itu, Vice Principal Ahm Hyun Jung menyambut baik kunjungan dari Indonesia.
“Kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya, dan kami persilahkan untuk melihat lansung kondisi pembelajaran di kelas. Kami juga mempersilahkan melihat fasilitas yang ada disekolah ini” ungkapnya. “Mengenai manajemen sekolah juga kami jelaskan”  tambahnya.

Di sekolah tersebut, siswa mulai masuk pada pukul 09.30 dan pulang pukul 14.00 waktu setempat. Di Goyang Ogeum Elementary School terlihat gedung megah yang sangat bersih dan suasana tenang. Tidak satupun siswa atau guru terlihat di luar. Rombongan Tim IGI diterima oleh wakil kepala sekolah dengan suguhan ginseng dan cemilan khas Korea.

Setelah penyerahan cendramata oleh Ketum IGI, ada diskusi sekitar 30 menit sesuai jadwal. Tim IGI diberi kesempatan masuk di salah satu rombongan belajar (rombel) kelas V. Nampak siswa tidak berseragam, terkesan cuek dalam hal berpakaian tetapi sangat tertib di kelas. Fasilitas dalam kelas tersebut lengkap dengan chromebook disiapkan oleh pemerintah yang digunakan seminggu 3 kali.

Satu persatu pengurus IGI memperkenalkan diri dan mengajak anak-anak bersukaria. Sesekali mereka bertanya tentang Indonesia. Sekitar 20 menit dalam kelas, tim IGI diantar melihat ruangan perpustakaan. Dari penataan ruang, fasilitas, dan kebersihan sangat menarik minat siswa untuk masuk perpustakaan.

Selanjutnya tim diarahkan ke ruang kesehatan (UKS) yang seperti klinik kesehatan. Yang tak kalah menarik, kantin di sana sangat luas, tertata rapi, dan tak seorangpun siswa minta izin ke kantin selain waktu yang ditentukan. Ruang masak para chef seperti dapur hotel berbintang. Semua serba digital. Setiap selesai makan peralatannya didekatkan ke sensor yang mendeteksi otomatis habis tidaknya makanan siswa. Jika belum habis maka tidak diperbolehkan keluar dari kantin.

Manajemen sekolah yang mengasuh lebih dari seribu siswa tersebut patut dijadikan contoh. Sekolah yang sangat ramah terhadap semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Setiap lantai dilengkapi dengan toilet canggih seperti di mall dan ada toilet bagi anak berkebutuhan khusus. Aksesibilitas di sana lengkap sehingga anak-anak merasa nyaman, memiliki ruang dan kesempatan yang sama dengan siswa pada umumnya.

Selesai agenda di sekolah, tim IGI makan siang bersama di restoran khas Korea Selatan (Korsel), berbagai menu yang disiapkan seperti kimbab, kimchi dan lain-lain.
Berjalan kaki hampir setengah jam dianggap biasa bagi masyarakat Korea, mungkin itu sebabnya orang Korea jarang berbadan gemuk.

Perjalanan tim IGI kembali ke Seoul dengan bis lalu turun di stasiun Seoul menuju COEX Mall yang di dalamnya terdapat perpustakaan besar (starfield library). Begitu masuk area perpustakaan, pengunjung disuguhkan pemandangan yang menakjubkan. Ada sekitar 50 ribu buku yang menghiasi rak-rak di area Starfield. Yang paling menarik terdapat tiga buah rak buku raksasa yang memilik tinggi sampai ke langit-langit gedung. Anak muda di Seoul tidak hanya memanfaatkan dengan membaca buku tapi menjadikan perpustakaan tersebut sebagai tempat nongkrong.

Sore hari rombongan tim IGI berangkat Grand Hyatt dengan kereta cepat melalui bandara Inchoen dimana kegiatan HPWL (Heavenly Culture, World Peace Restoration of Light) World Peace Summit 2023 diadakan. HWPL merupakan organisasi perdamaian Internasional yang memiliki puluhan cabang di setiap negara.

Peserta HWPL World Peace Summit dari IGI yakni Ketum Danang Hidayatullah, Sekjen Hibatun Wafiroh, dan Direktur Hubungan Internasional Jasmin Suryadi bersama tim IGI lainnya diberi kesempatan berdiskusi dengan Direktur cabang pertama di Korsel. Beliau menyampaikan pentingnya pendidikan perdamaian sejak dini bagi anak-anak di seluruh Dunia. Ke depan kerjasama IGI dengan pihak HWPL difokuskan dengan pelatihan bagi guru-guru di seluruh Indonesia (iwa)

Comments

comments