CULTURE SHOCK DALAM LITERASI, GERAKAN BAGUSAKU MENEMUBALING DAN LOGONYA

0
1741
Logo Bagusaku Menemubaling by Mampuono

#menemubaling

Ikatan Guru Indonesia (IGI) memiliki banyak sekali gerakan untuk meningkatkan kompetensi para guru di Indonesia. Salah satunya adalah gerakan Menemu Baling atau menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga.  Catatan statistik di www.apgeyser.com di mana aplikasi Menemubaling dishare pertama kali menunjukkan ada sejumlah 18.000 lebih aktivitas download terhadap aplikai ini. Ini berarti antusiasme guru untuk bisa mengubah budaya tutur mereka menjadi budaya tulis sungguh luar biasa. Aplikasi ini dulu diciptakan oleh Mampuono dalam rangka mendukung Gerakan Literasi Produktif Berbasis IT dan Sagusatab (Satu GUru Satu Tablet) yang saat ini masih terus bergulir. Yang paling fenomenal adalah munculnya gerakan menulis buku besar-besaran dalam satu wadah gerakan Sagusaku (Satu Guru Satu Buku) pada TOC di Surabaya dengan master trainer Slamet Riyanto. Gerakan ini kemudian menjadi lebih masiv lagi   ketika  kemudian dihandling oleh IGMP (Ikatan GUru Mata Pelajaran) Bahasa Indonesia dalam komando  Nurbadriyah.

Dalam perjalanannya ternyata tidak semua peserta Sagusaku dapat menyelesaikan target penulisan buku yang sudah   ditetapkan sesuai dengan jangka waktunya.  Ada saja alasan yang menjadi biang keladi tidak selesainya tugas penulisan mereka. Dari  Kesibukan sebagai pendidik dengan tugas mengajar dan tugas administratif yang setumpuk, lalu tugas sebagai ibu rumah tangga,  sedang studi lanjut,  sampai tugas sebagai ketua RT, lain-lain bisa dijadikan alasan mengapa tulisan mereka tidak selesai dan akhirnya buku tidak terbit. Yang unik, tidak sedikit dari mereka  yang merasa kurang percaya diri karena tulisan yang mereka  tulis terlalu sedikit, kurang berbobot, kurang menarik, kurang berkualitas, dan lain-lain. Ada pula yang kehilangan ide ketika tulisan baru dihasilkan separuhnya padahal mereka dikejar deadline, dan sebagainya.

Baru-baru ini, tepatnya setelah seminar nasional bertajuk “Meningkatkan Ketrampilan Berpikir HOTS dengan Menemubaling” di ruang Merak I Jakarta Convention Center  dalam event pameran internasional GESS (Global Education Support and Supplies) pada tanggal 27-29 September 2017 muncul istilah Bagusaku. Pencetusnya adalah Abdul Karim, Ketua Bidang Peningkatan Kompetensi Guru IGI.  Gerakan BAGUSAKU (Banyak Guru Satu Buku) ini  muncul karena besarnya minat para guru untuk menemubaling. Kemudahan menulis dan membaca dengan metode menemubaling membuat para guru mengalami semacam culture shock dalam menulis dan membaca berbantuan Android sehingga  antusiasmenya sepertinya  begitu besar dan sulit dibendung. Guru yang dulunya harus berpikir sekian kali untuk menulis dan perlu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk menulis, kini dalam hitungan menit sudah bisa menciptakan draf tulisannya dengan menemubaling.

Untuk memfasilitasi para guru yang akan menulis atau sudah terlanjur menulis dengan metode menemubaling tetapi jumlah karyanya terbatas guru-guru yang hobi menemubaling dipersilakan untuk bergabung dengan grup WhatsApp BAGUSAKU  Menemubaling (banyak guru satu buku, menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga) dan memulai aksi untuk menulis secara keroyokan. Buku-buku bunga rampai hasil keroyokan tersebut akan diterbitkan setiap tiga bulan sekali. Tema akan ditentukan oleh admin grup Bagusaku Menemubaling. Silakan bergabung di https://chat.whatsapp.com/IlSXkIcUi1XIY97Eadgo4w

Untuk memberi semangat kepada para guru yang ingin bergabung dan menulis buku-buku bunga rampai dalam grup BAGUSAKU Menemubaling berikut ini disajikan sebuah logo yang menandai diluncurkannya gerakan BAGUSAKU Menemubaling sebagaimana terpampang pada featured image di atas postingan ini.

Makna logo BAGUSAKU MENEMUBALING:

1.Semua Teks sudah jelas, Bagusaku Menemubaling. Banyak guru satu buku, menulis bunga rampai bersama-sama untuk secepatnya menyelesaikan sebuah buku dengan metode Menemubaling (Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga).

2.Tubuh berbentuk ujung pena warna warni dengan gaya lincah seperti penari dan ahli bela diri  melambangkan kreativitas, ketangkasan, dan kepiawaian menulis dan membaca  para guru yang menggunakan metode Menemubaling untuk  menggabungkan tulisannya menjadi sebuah buku dalam jangka waktu tertentu.

3.Lingkaran yang merupakan kepala dari tubuh berbentuk pena dengan  logo IGI di tengahnya dan latar merah kuning hijau menyerupai warna Google melambangkan kombinasi ide para penulis IGI yang bervariasi dan disatukan untuk sharing and growing together.

4.Warna pelangi melambangkan unity in diversity, perbedaan dalam persatuan, kebhinnekatunggalikaan.

5.Speaker dan mic berwarna hitam melambangkan pekerjaan menulis dalam Bagusaku tidak pernah terlepas dari bayang kedua alat utama dalam implementasi metode Menemubaling itu.

6.Buku dengan sampul berwarna kuning dan halaman berwarna putih melambangkan hasil tulisan Bagusaku yang berisi kesucian hati untuk meningkatkan literasi bangsa ini sehingga tercapai Indonesia emas yang memposisikan generasi kita dengan bangsa lain bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi

Harapannya, ketika semakin banyak guru yang hobi  melakukan kegiatan Menemubaling dan ada wadah yang memfasilitasi mereka untuk menampung hasil Menemubaling mereka, pada akhirnya apa yang mereka hasilkan itu dapat memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan literasi di Indonesia. Jika sudah terbiasa menemubaling dan bukunya terbit, walaupun mula-mula buku tersebut adalah hasil keroyokan, lambat laun seiring dengan semakin meningkatnya kompetensi literasi yang dimiliki, mereka akan memiliki keberanian lebih untuk bisa menerbitkan bukunya sendiri. Dengan demikian Gerakan BAGUSAKU dapat berfungsi sebagai perantara atau batu loncatan untuk menuju gerakan Sagusaku atau satu guru satu buku  bahkan Sagubaku atau satu guru banyak buku.

 

Salam BAGUSAKU Menemubaling!

Mampuono

Sekjen IGI

Comments

comments