IGI MAMASA, BERBAGI DI PUNCAK LANGIT

0
1835

Makassar, 5/3/2027-IGI. Pada hari ini, Sabtu, 4 Maret 2017, berlangsung kegiatan Seminar dan Workshop Nasional “Optimalisasi IT untuk Pembelajaran Kreatif” di Kabupaten Mamasa. Kegiatan peningkatan kompetensi guru tersebut dihelat oleh IGI Mamasa yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten setempat. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Mamasa, Dari awal sampai akhir kegiatan berjalan dengan lancar dan semua peserta mengikuti dengan antusias.

Acara dihadiri oleh para guru yang berasal dari berbagai Kecamatan di lembah-lembah dan lereng-lereng pegunungan yang bersebelahan dengan wilayah Tanah Toraja tersebut. Bahkan ada beberapa peserta yang berasal dari wilayah yang yang jarak tempuhnya mencapai 5 jam dari lokasi kegiatan di SMA 1 Mamasa. Mereka harus meluangkan waktu lebih dini bahkan menginap di kota Mamasa untuk bisa mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan dibuka oleh Muhammad Yusuf, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Mamasa. Di dalam sambutan pembukaannya Muhammad Yusuf mengatakan bahwa guru-guru sudah seharusnya belajar terus untuk meningkatkan kompetensinya, dengan demikian mereka memiliki bekal yang cukup untuk mengajarkan kompetensi sikap pengetahuan dan keterampilan kepada para siswanya. Pengetahuan IT sangat penting untuk dikuasai guru karena itu merupakan alat untuk bisa mengikuti perubahan zaman. Jangan sampai guru justru kalah dengan murid-muridnya sehingga dia tidak tahu semisal terjadi penyalahgunaan IT oleh mereka.

Muhammad Yusuf juga mengatakan bahwa Pendidikan karakter sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Kepada para siswa Guru harus banyak mengajarkan nilai-nilai karakter tentang keberagaman dalam persatuan atau ke-Bhineka Tunggal Ika-an. Tentang kesediaan untuk hidup bersama dan saling hormat menghormati dalam perbedaan. Karena Indonesia yang memiliki lebih dari 1000 suku bangsa dan bahasa daerah serta terpencar di dalam 17000 lebih pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke rentan untuk dipecah belah. Oleh karenanya peran guru sebagai pemersatu bangsa sangatlah penting untuk dioptimalkan.

Muhammad Yusuf memberikan apresiasi yang sedalam-dalamnya kepada para narasumber yang sudah jauh-jauh datang dari pusat menuju ke Mamasa. Banyak orang yang harus berpikir ulang untuk bisa melakukan kegiatan di Mamasa karena tempatnya yang terpencil dan berada di puncak pegunungan. Jadi jika ada orang pusat dari IGI yang mau datang dan berbagi di Mamasa itu adalah hal yang luar biasa.

Mamasa adalah sebuah kabupaten baru yang merupakan pengembangan dari wilayah Polmas atau Polewali Mamasa yang sekarang menjadi Polewali Mandar. Mamasa sendiri merupakan sebuah kota kecil yang berada di atas puncak pegunungan yang aksesnya jauh dari mana-mana. Pusat kotanya yang tidak lebih seperti sebuah Kelurahan di Jawa tersebut memiliki jalan yang naik turun dan berkelok-kelok. Diperlukan waktu selama 4 jam untuk menempuhnya dari kota Polewali Mandar. Jalur yang ditempuh hampir terus-menerus seperti menuju puncak langit. Jalur yang hanya ada satu satunya tersebut sering dipenuhi dengan kabut, naik turun, sempit, dan berkelok-kelok. Di sebelah kiri jalan terdapat tebing yang mudah longsor dan sebelah kanannya adalah jurang menhangga yang membentang sedalam ratusan meter. Longsoran tebing di sana-sini membuat akses jalan menjadi lebih sulit lagi karena becek dan licin sehingga.  Kalau tidak hati-hati salah salah kendaraan bisa tercebur ke jurang. Belum lagi jalan yang berlubang-lubang dan membentuk kubangan kubangan besar yang siap menghadang setiap saat di sepanjang jalur tersebut. Hal ini membuat siapapun sopir yang tidak terbiasa berpikir 100 kali untuk kembali lagi ke sana. Ini diceritakan sendiri oleh Mas Eko, sopir  yang mengantar jemput penulis dari Makassar ke Mamasa. Dia mau mengantar  ke Mamasa karena berpikir bahwa jalur yang dilalui baik-baik saja sebagaimana jalur ke Tanah Toraja yang biasa dilaluinya, tetapi ternyata yang terjadi adalah 180° berkebalikan dari apa yang dipikirkannya.

Dua orang narasumber nasional yang diundang untuk mengisi kegiatan tersebut adalah sekjen IGI, Mampuono, dan pelatih Nasional IGI hasil TOC Surabaya, Mira Pasolong. Mereka mengisi kegiatan tersebut secara bergantian. Mampuono mengisi sesi pertama dari jam 09.00 sampai jam 12.30. Sedangkan Mira pasolong mengisi sesi ke-2 yang berlangsung dari pukul 13.00 sampai pukul 15.00.

Mampuono yang juga merupakan juara internasional guru inovatif Microsoft membawakan 2 materi. Materi pertama overview IGI yang dilanjutkan dengan seminar tentang pembuatan media pembelajaran interaktif dengan menggunakan template Mampumedia-IGI. Sementara Mira Pasolong logam yang juga merupakan penulis buku dan juara nasional tersebut membawakan workshop tentang bagaimana cara guru menulis buku. Acara ditutup oleh panitia pada tepat pukul 15,00.
MRT
#menemubaling

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini