Pekalongan-IGI. Ikatan Guru Indonesia Kabupatan Pekalongan hari ini, 11 Desember 2016, menyelenggarakan kegiatan pelantikan pengurus yang diikuti dengan workshop pembuatan komik untuk pembelajaran dan literasi produktif berbasis IT. Kegiatan itu diselenggarakan di aula SMKN 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan dengan diikuti oleh sekitar 125 orang guru dari berbagai jenjang, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, sampai SMK. Kegiatan pembukaan dimulai pada tepat pukul 09.00 pagi. Susunan mata acara pada kegiatan tersebut cukup padat, mulai dari pembukaan, prakata panitia, pelantikan, sambutan-sambutan, doa, sampai acara inti workshop itu sendiri yang ditutup pada pukul 17.00. Sebagaimana dalam kegiatan-kegiatan IGI yang lain prosedur operasional standar kegiatan IGI juga diperlakukan di kabupaten Pekalongan ini. Kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya yang disusul dengan mars dan hymne IGI dikemas satu paket. Lagu-lagu yang menggetarkan kalbu tersebut dibawakan secara apik oleh paduan suara diiringi dengan instrumen musik merdu dari keyboard yang dimainkan oleh ahlinya. Grup paduan suara terdiri dari 30 orang siswa MTs 1 Kedungwuni yang dikomandani dengan penuh semangat oleh Sadtiti, seorang ibu guru yang berperan sebagai dirigen yang lincah.
Pelantikan pengurus IGI daerah kabupaten Pekalongan dilakukan setelah sambutan dari ketua panitia. Ketua terlantik adalah Widodo, seorang guru matematika dari MTs 1 Kedungwuni Pekalongan yang banyak bekerja sama dengan USAID. Pelantikan dilakukan oleh ketua IGI Jawa Tengah, Mulyo Utomo yang didampingi oleh Sekertaris Jenderal IGI, Mampuono, dan salah satu pengurus wilayah IGI dari kabupaten Pekalongan, lda Mar’atul. Dalam sambutannya Sekjen IGI bertanya kepada para peserta workshop tentang kemuliaan perbuatan para guru yang terus-menerus menyuruh murid-muridnya belajar hal-hal yang baru sehingga mereka dari kelas satu SD, naik ke kelas dua, naik lagi ke kelas 3 dan seterusnya sampai lulus SMA. Sekjen menanyakan apakah perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang mulia, berpahala, dan akan menghantarkan para guru masuk surga? Mayoritas peserta mengatakan iya. Lalu Sekjen menukil salah satu ayat dalam kitab suci Alquran, yaitu ayat 44 surat Al-Baqarah yang terjemahannya berbunyi “Mengapa kamu menyuruh orang lain berbuat kebajikan sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab. Tidakkah kamu berpikir (Afalaa ta’qiluun)?”
Semua peserta menjadi terdiam dan perlahan menyadari bahwa kewajiban seorang guru adalah terus-menerus belajar hal-hal yang baru manakala dia memerintahkan murid-muridnya untuk terus-menerus mempelajari hal-hal yang baru juga. Hal ini dikuatkan oleh perwakilan dari Kepala Kemenag kabupaten Pekalongan, H. Aminudin dalam sambutannya yang mengatakan bahwa sesungguhnya kalimat “Afalaa ta’ qiluun” itu bisa diartikan sebagai “Apakah kalian ini guru gila?” Jadi kasarnya, menurut H. Aminudin, kalau seorang guru menyuruh orang lain belajar lagi hal-hal yang baru sementara dia sendiri berhenti belajar, menurut ayat tersebut guru tersebut dipertanyakan kewarasan pikirannya.
H.Aminudin juga berharap semua guru di bawah Kemenag kabupaten Pekalongan bisa bergabung dengan Ikatan Guru Indonesia. IGI adalah organisasi yang membawa pembaharuan dan memberikan hal-hal yang positif dibagi kebaikan pendidikan di kabupaten Pekalongan terutama dalam hal peningkatan kompetensi para guru-gurunya. H. Aminudin berdoa agar dari 125 peserta yang datang setiap orangnya bisa merekrut 10 orang lagi untuk diajak masuk IGI sehingga dalam sebulan kedepan jumlah anggota IGI di Kabupaten Pekalongan bisa melebihi 1000 orang. Semua segera mengaminkan doa tersebut. Dengan masuk IGI semoga guru-guru terhindar dari sindiran Tuhan dalam ayat 44 surat Al-Baqarah tersebut. Sangat tidak enak sungguh jika kita ditanya dengan pertanyaan “Afalaa ta’qiluun” alias “Apakah kalian guru yang gila?”
Senada dengan itu perwakilan dari kepala dinas pendidikan kabupaten Pekalongan, Anas, dalam sambutannya mengatakan bahwa guru dalam organisasi profesinya sudah diatur dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Setiap guru memiliki kewajiban untuk meningkatkan kompetensinya yang meliputi kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial. Sudah seharusnya guru terus belajar lagi dan IGI menjadi wadah yang baik untuk guru-guru yang ingin menjadi lebih profesional.
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop lembuatan komik untuk pembelajaran yang dipandu oleh Abdul Karim, master komik yang juga Ketua Bidang Peningkatan Mutu Guru IGI. Di sela kegiatan workshop pembuatan komik Sekjen juga masuk untuk untuk memanfaatkan celah waktu yang ada. Sekjen memberikan pelatihan tentang Metode Menemu Baling atau menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga dengan menggunakan aplikasi android yang sudah dibuat sebelumnya dan bisa didownload oleh semua peserta workshop di alamat www.igi.or.id/download. Peserta dengan antusias mengikuti langkah langkah dalam metode tersebut hingga akhirnya bisa memproduksi sendiri tulisan dari pengucapan nonstop selama lima menit. Peserta juga diajak mendiskusikan tentang process based approach dalam menulis yang meliputi pre-writing, drafting, revising, editing, dan publishing.
Sebagai hasil akhir kegiatan ini semua peserta harus menyerahkan karya berupa tulisan narasi sepanjang 800 kata yang temanya adalah kegiatan mereka mulai dari berangkat menuju tempat workshop sampai segala aktivitas yang dilakukan pada saat workshop. Selain itu mereka juga harus mengumpulkan hasil karya komik pembelajaran sebelum akhirnya mereka bisa mendapatkan sertifikat workshop.
Salam pergerakan pendidikan
Sekjen IGI
Mampuono
Mantap…,.semoga terwujud harapan pak Amin.