Jakarta – Ikatan Guru Indonesia (IGI) menggelar Capacity Building Mitra Pendidikan Indonesia (MPI) bertema “Integrasi Kecerdasan Artifisial dan Teknologi dalam Pembelajaran untuk Mendukung Penguatan Literasi dan Numerasi” pada Jumat (26/9) di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari konsorsium Mitra Pendidikan Indonesia (MPI), yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Agama, dengan dukungan pendanaan dari Global Partnership Education (GPE). MPI menghimpun berbagai organisasi pendidikan, lembaga riset, hingga mitra internasional seperti UNICEF, World Bank, UNESCO, hingga DFAT Australia.
Acara dibuka oleh Abdul Basit, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Kementerian Agama. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa penguatan literasi dan numerasi sejatinya tidak boleh lepas dari pembentukan akhlak peserta didik. “Adanya AI dan teknologi sangat mempermudah pekerjaan kita. Namun, jangan lupa untuk disertai penguatan cinta dan karakter bagi generasi kita,”pesan Abdul Basit. Ketua Umum IGI, Danang Hidayatullah, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen IGI dalam meningkatkan kompetensi guru. “IGI terus mendorong kolaborasi lintas organisasi melalui MPI. Tujuannya jelas, mewujudkan pendidikan berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Sesi pertama dikemas dalam bentuk talkshow yang menghadirkan narasumber dari kemendikdasmen dan kemenag. Rini Rizki Rahmayani, Kasubdit Bina GTK MI dan MTs Kemenag, mengingatkan guru dan orang tua agar adaptif menghadapi perubahan zaman. Sementara Taufiq Damarjati dari Kemendikdasmen menekankan bahwa pihaknya terus mendorong sinergi lintas kementerian dalam memanfaatkan kecerdasan artifisial untuk meningkatkan mutu literasi dan numerasi siswa agar kurikulum akademik maupun keagamaan berkembang selaras. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa BSKAP telah merancang 12 program prioritas, baik untuk guru maupun sarana prasarana sekolah. Amar Nugraha, Pengembang ahli muda Dit. Guru Dikdas Penjab KKA dan Numerasi Kemendikbud menambahkan bahwa 80% sekolah sasaran sudah mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi guru terkait AI dan coding.
Suasana semakin hangat ketika pada sesi berikutnya Gatot Hari Prijowirjanto menyampaikan materi “Literasi & Numerasi dalam Profil Pelajar Sepanjang Hayat serta Tantangan Penguatan Berbasis Teknologi AI.” Ia menunjukkan beberapa projek AI yang dihasilklan, dan bahkan mengajak peserta melakukan simulasi. Selanjutnya Yuche Yahya Sukaca berbagi tentang bagaimana pemanfaatan AI dalam pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Para peserta tampak antusias mempraktikkan materi yang didapatkan.
Kegiatan yang berlangsung interaktif ini dihadiri perwakilan kementerian, organisasi masyarakat, organisasi mitra MPI, hingga puluhan guru dan kepala sekolah dari berbagai daerah. Forum ini menegaskan pentingnya sinergi multipihak dalam menjawab tantangan pendidikan di era digital, khususnya penguatan literasi dan numerasi berbasis teknologi dan kecerdasan artifisial.[Wf]
