IGI JABAR MENGGAGAS HUB LITERACY DALAM WORKSHOP “GURU BERLITERASI UNTUK JABAR JUARA”

0
1556

Reportase: Lili Priyani (IGI Jabar).
Guru memiliki peran penting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Karena tugas dan tanggung jawabnya yang kompleks maka guru harus memiliki kompetensi, kreativitas, dan juga inovasi yang tinggi dan variatif dalam mengemban dan melaksanakannya sebagai penghela ilmu pengetahuan. Guru pun diharapkan memiliki multitasking . Upaya peningkatan kompetensi guru di berbagai bidang/hal terus-menerus diupayakan demi tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat tak terbendung arusnya, menuntut guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan yang terjadi begitu cepatnya. Begitupun teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan juga terus berkembang sehingga tak dapat ditawar lagi bahwa guru sebagai ujung tombak terdepan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, sejatinya mengikuti dan mengintegrasikan teknologi pada proses pembelajaran.

Salah satu program pemerintah saat ini adalah Gerakan Literasi Nasional. Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Jawa Barat sebagai satu organisasi profesi guru berupaya mengambil peran dalam peningkatan kompetensi literasi produktif melalui workshop yang bertajuk “ Guru Berliterasi untuk Jabar Juara”. Workshop yang diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 11 November 2018 ini, bertempat di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Kawaluyaan Indah II No. 4, Jatisari, Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 297 peserta yang terdiri dari guru-guru yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota se-provinsi Jawa Barat, dengan penuh antusias mengikuti kegiatan ini. Meskipun hari libur, tak menghalangi ‘para pejuang pendidikan’ menyimak paparan yang disampaikan oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya.

Menurut Cucu Sukmana, S.T., M.M. selaku Ketua IGI Wilayah Jawa Barat, workshop ini merupakan salah satu manifestasi dari Program Jabar Juara yang di dalamnya termaktub kegiatan literasi yang menyentuh semua elemen masyarakat di lingkungan Jawa Barat, terlebih lagi di dunia pendidikan yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan kegiatan literasi ini. Cucu Sukmana menuturkan bahwa kaegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui workshop hub literacy, yang bermuara pada karya inovatif berupa penulisan buku pendidikan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi bagi guru dalam berinovasi sebagai bagian dalam upaya pengembangan ke[profesian berkelanjutan.

Worshop ini dirancang dengan skenario IN-0N-IN dengan rincian sebagai berikut. Pada pertemuan pertama, peserta mendapatkan paparan materi dari narasumber. Pada peremuan kedua, peserta diklasifikasikan berdasarkan hub yang akan dimentori oleh Coach. Sementara pada pertemuan ketiga, peserta akan melakukan praktik kepenulisan. Pascapelatihan, akan dilakukan pendampingan secara online atau daring dalam rentang waktu dua bulan. Peserta diharapkan berkomitmen untuk menyelesaikan 1 (satu) buku, bisa berupa buku tunggal atau bisa juga berupa berupa antologi/karangan bersama. Hal ini tentunya sesuai dengan kemampuan peserta, seperti yang dituturkan oleh Ketua Panitia Penyelenggara: Lili Priyani.

Pada pertemuan pertama ini tampil sebagai narasumber utama/keynote speaker Dr. Ir. H.M. Taufik Budi Santoso, M.Soc.Sc. yang memaparkan tentang Kebijakan Pemerintah tentang Literasi. Sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, beliau menyampaikan bahwa rendahnya tingkat budaya membaca dan kemampuan menulis dapat dimungkinkan terjadi karena akses masayarakat terhadap buku dan perpustakaan yang masih tergolong rendah. Menurut data dari Perpustakaan Nasional bahwa baru 41 % dari total penduduk Indonesia yang telah memanfaatkan perpustakaan. Tingkat kunjungan perpustakaan masih kurang dari 2% per hari dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara itu, rasio buku yakni 1 buku : 15.000 orang atau setara dengan 30.000 judul per tahun : 255.461.700 orang penduduk Indonesia. Sedangkan standar UNESCO menyebutkan bahwa 1 orang : 2 buku per tahun. Keterbatasan penyediaan buku menjadi salah satu faktor yang turut menyebabkan minat dan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia jauh lebih rendah dibnadingkan dengan negara lain di ASEAN maupun di dunia. Untuk itu, beliau menyambut baik dan memberikan apresiasi yang positif atas ide yang digagas oleh IGI Wilayah Jawa Barat untuk menyelenggarakan workshop hub literacy ini.

Narasumber berikutnya adalah Cucu Sukmana,S.T., M.M. , inisiator dan kreator workshop menyampaikan materi yang berjudul “Pengembangan Program Literasi / Hub Literacy dalam Program Jabar Juara. Menurut beliau, tiga pemodelan dalam hub literacy yaitu Model 1: Leading Learning; Model 2: Collaborative Development; serta Model 3: Coaching Literacy. Hub Literacy memiliki perspektif dalam pengembangan interpersonal, pembentukan tim, dan kebermanfaatan berbagai litaratur/referensi untuk kehidupan yang lebih baik. Dalam sesi tanya jawab, Mirza guru dari SMKN 1 Campaka menyampaikan bahwa beberapa kesulitan yang dirasakan oleh para guru untuk memulai menuangkan ide kreatif dalam bentuk karya/buku. Persoalan kesulitan ini, dijawab oleh Cucu Sukmana, selaku narasumber dengan memberikan masukan agar para guru tak henti belajar, selalu mengikuti berbagai peristiwa yang terjadi terutama yang memiliki keterkaitan dengan dunia pendidikan.

Ibu Dr. Hj. Oom Nurrohman, M.Si., sebagai narasumber ketiga mengusung judul Literasi untuk Kesejahteraan dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia/ Hub Literacy for Welfare and Improving the Quality of Human Life. Sebagai Kepala Bidang Pengembangan dan Pembudayaan Gemar Membaca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, beliau memaparkan tentang informasi literasi yang mencakup literasi dasar, literasi perpustakaan, media literasi, literasi teknologi, dan literasi visual yang semuanya akan terkorelasi dengan hub literacy. Pengetahuan adalah kekuatan, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin besar pengaruhnya bagi orang tersebut. Pengetahuan adalah kekuasaan dan pengetahuan adalah kebutuhan primer para kaum cendikia, termasuk guru, demikian ujar beliau.

Worshop hari ini ditutup jelang sore hari dengan materi Pengembangan Ide Kreatif sebagai Ruh dalam Hub Literacy yang disampaikan oleh para coach atau mentor. Empat mentor akan mendampingi dan memfasilitasi peserta dengan rancangan program materi Hub Literacy Nonfiction (Pengembangan Literasi Bergenre Nonfiksi yang dimentori Lili Priyani, M.M.Pd.; Hub Literacy Fiction (Pengembangan Literasi Bergenre Fiksi yang dimentori Erni Wardhani, M.Pd. ; Aplikasi Literasi Sekolah/School Literacy Application dengan mentor Dian Rahmawati, S.Pd., M.M. ; serta Science Experiment bersama mentor Wiwi Marwiyah, S.Pd., M.Si.

Rangkaian workshop berjalan dengan lancar sesuai ekspektasi berkat kerjasama dan dukungan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Bank BJB, dan Jabarekspres. Semoga kontribusi IGI Wilayah Jawa Barat ini membawa benefit dan berimplikasi dalam meningkatkan kompetensi guru sebagai garda terdepan di dunia pendidikan, khususnya di wilayah Jawa Barat demi mewujudkan Jabar Juara.

 

Comments

comments