Guru Bali Praktek Pembuatan Teknologi Tepat Guna dengan Kanal Sagusateg

0
1138

Episode 1
Motivasi berangkatan ke Bali

Bermula keinginan untuk berbagi dan membantu teman teman IGI Bali dalam melaksanakan dan mensukseskan HGN dan HUT IGI ke 9, Tim Pelatih Sagusateg, berangkat Ke Bali. Tetap perjalan ke Bali tidaklah semulus yang di Bayangkan. Tim Pelatih Sagusateg yang berangkat ke Bali sebanyak 3 orang, hanya 1 orang yang dibiaya oleh pusat, sedang 2 orgnya dengan biaya mandiri…hanya keiklasan dan semangat untuk berbagi dan kepedulian sesama IGI telah menjadi motivasi berangkat ke Bali…

Pelatih dan Founder Kanal Sagusateg, berasal dari Kalimantan Selatan yaitu Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si yang juga pengurus pusat dan ketua IGMP Kimia Pusat, mengatakan perjalanan kali ini sungguh berkesan…karena waktu yg memepet dan jadwal yg padat, harus bisa mengatur waktu,

“Kegiatan saya minggu ini sangat padat, ada 4 agenda penting yang harus dilaksanakan secara bersaman, yaitu pembimbingan pembuatan teknologi tepat guna dan karyavtulis ilmiah ( KTI) untuk anak anak MAN 1 Balangan dan Rumah Sains Balangan dalam 2 ajang lomba yang berbeda, Final ACBE, Final Pengolahan Bahan Lokal (PBL) dan LKTI Pekim regional Kalimantan, ada 7 tim yang dibimbing pembuatan KTI dan TTG, Alhamdulillah rabu kemaren sudah tuntas. Dari 7 tim yang ikut sbyk 5 tim meraih juara, yaitu juara 1, juara 3, juara favorit, juara harapan 3 dan finalis. baru 1 hari kembali ke sekolah, besok harinya harus berangkat ke Bali., saat keberangkatan mulai pagi berangkat ke Bandara krn jarak tempuh ke Bandara sekitar 185 km pesawat ke Bali harus transit dulu ke Juanda baru dari Juanda ke Ngurah Rai Bali, Pesawat dari Banjarmasin delay selama 1 jam, jadi baru sampai Juanda harus lari secepatnya ke pesawat menuju ke Bali, karena sudah ditunggu, Alhamdulillah tidak ketinggalan pesawat”, pungkas Zulfah

Seperti halnya Ibu Zulfah Magdalena, kejadian serupa juga dialami oleh 2 tim pelatih Sagusateg yg lain, Pelatih Sagusateg dari Malang yaitu Ibu Dra Dyah Istami Suharti, M.KPd, juga mengalami hal serupa,

” Saya berangkat langsung dari Malang, tidak lewat Juanda, walau tiket pesawatnya lebih mahal, tapi saya harus prima saat tampil di Bali, jadi saya lebih menghemat waktu dan tenaga walau dengan biaya yang lebih mahal, tidak apalah, demi bisa berbagi dan merayakan Hari Guru Nasional ( HGN) dan HUT IGI ke 9 ini” terang Dyah

Hal yang paling parah lagi adalah yang dialami oleh Bapak Damsianus Sepulo Tukan, pelatih Sagusateg dari Flores NTT ini, sebelum berangkat harus berhadapan dengan Kepala Sekolah dulu.. walaupun sudah ada undangan resmi dari IGI Bali, harus menjelaskan dan juga membarikan pemahaman tentang pentingnya kegiatan di Bali,.. diskusi panjang dengan Kepala Sekolah tersebut tersebut membuat Pak Damsianus hampir ketinggalan pesawat, tapi parahnya lagi, setelah sampai Bandara, ternyata delay…jadi agar bisa tetap bisa melatih ke Bali, dianjurkan cari alternarif penerbangan, jadi Pak Damsil ke Juanda dulu, dan setelah sampai sana, juga delay lagi sehingga penerbangan ke Bali yg harusnya ditempuh dengan waktu kurang 2 jam, menjadi 14 jam baru sampai, dari jam 11 siang berangkat, baru jam 00.15 sampai Bali,

“Untuk sampai Bali saya harus menyiapkan jiwa, raga, serta mental yang kuat, karena semangat untuk berbagi tidak semua orang bisa memahami niat kita untuk berbagi, saya harus menjelaskan panjang lebar pentingnya keberangkatan sayacke Bali untuk memenuhi undangan dan juga ingin berbagi tentang teknologi yang saya buat dengan guru lain, Puji Tuhan, dengan kesabaran dan semangat, akhirnya saya sampai ke Bali, walau mata masih mengantuk karena baru jam 00.15 tiba, saya tetap antusias berbagi dengan para guru Di Bali” tersng Damsil.

“Rintangan, tugas dan keadaan yang tidak mendukung, tidak menyurutkan kami untuk tampil prima dan maksimal saat mengisi materi Sagusateg. Pemberian materi Sagusateg, mungkin tidak seperti kanal kanal yang lain cukup 1 pelatih, dlm pelatihan kanal Sagusateg dilaksanakan oleh Tim, karena ada praktek dan pembimbingan pembuatan Teknologi Tepat Guna, apalagi jumlah pesertanya lebih 80 orsng dan notabenenya belum anggota IGI, jadi kita kerja ekstra agar mereka tertarik mengikuti pelatihan dan mendaftar jadi anggota IGI” Terang Zulfah ( 24/11/2018)

Comments

comments