Pegiat Pendidikan Inklusi dan SRA Ini Raih Anugerah Pendidikan Indonesia 2019

0
1462

Dr. Rusnanie, Esra, M.Pd atau yang biasa dipanggil “Rose” ini menjadi salah satu wanita Dayak yang mengharumkan bumi Tambun Bungai. Aktivitasnya yang luar biasa di dunia pendidikan mengantarkannya menjadi salah satu penerima Anugerah Pendidikan Indonesia 2019 kategori aktivis dan tokoh pendidikan yang digelar oleh Ikatan Guru Indonesia di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, 20/09/2019.

API 2019 adalah bentuk penghargaan kepada pejabat publik, aktivis dan tokoh masyarakat yang terlibat aktif mendukung peningkatan kompetensi guru dan pendidikan di indonesia. Pada penyelenggaraan tahun 2019 ini IGI disupport pula oleh GESS dan PT. Samsung Elektronik Indonesia.

Rose, penerima penghargaan API yang murah senyum ini tergolong wanita yang aktif. Ditengah kesibukannya sebagai  Pengawas SMA di Diknas Pendidikan Kalimantan Tengah dan assesor BAN Kalimantan Tengah, ia masih sempat melakukan aktivitas sosial dan pendidikan.

Ketika masih menjadi guru dan menjabat sebagai ketua IGI Kalteng, tidak jarang Rose keluar masuk hutan mengunjungi sekolah-sekolah di pedalaman Kalimantan Tengah. Semangatnya untuk menyetarakan sekolah-sekolah di pedalaman Kalteng ini tak pernah surut. Berbagai program dia jalankan untuk meningkatkan kompetensi guru dan pendidikan di daerah pedalaman dengan mengerjasamakan dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah sekitar. “Hingga menjadi assesor sekarang pun rutinitas masuk hutan pedalaman Kalteng ini tetap saya jalani”, tambah Rose.

Kepriihatinannya terhadap ketimpangan pendidikan di kota dan pedalaman serta perjuangan untuk pemenuhan hak-hak anak dalam pendidikan mendorongnya terlibat aktif dan intens dalam bidang pendidikan inklusif. Rose menjadi pegiat pendidikan Inklusif sejak tahun 2010. Karena aktivitasnya itulah Rose kemudian diangkat menjadi Master Trainer Pendidikan Inklusif oleh Kemendikbud melalui SK Direktur PKLK  beberapa tahun Silam.

Pada tahun 2018, peraih peringkat 3 Nasional Diklat Calon Pelatih Asesor oleh BAN Pusat ini kemudian dinobatkan pula sebagai fasilitator Sekolah Ramah Anak (SRA) oleh Kementerian P3A. Kini, hampir seluruh wilayah indonesia telah dia kunjungi untuk sosialisasi dan kampanye SRA ini.

Saat berbincang bincang dengan Ka Rose ini terasa sekali aura persahabatan dan kekeluargaan darinya. Ketika ditanya bagaimana mengatur waktu untuk pekerjaan, keluarga dan aktivitas sosialnya, Dia mengatakan bahwa harus bisa membagi waktu. “Jika ingin beraktifitas diluar tugas pokok sebagai ASN, kita harus benar-benar bisa  mengatur waktu, agar tugas utama sebagai seorang pengawas dikmen tidak terganggu”, ungkapnya.

(Ref: Hlm)

Comments

comments