IGI BANJARNEGARA BERGERAK, GURU DAN SISWA BERGABUNG UNTUK MENULIS SEMUDAH MENGHELA NAFAS

0
1756

IGI BANJARNEGARA BERGERAK, GURU DAN SISWA BERGABUNG UNTUK MENULIS SEMUDAH MENGHELA NAFAS
#menemubaling
Mampuono

Menulis yang dulu merupakan aktivitas yang dirasakan cukup berat hari ini tampaknya tidak seperti itu lagi. Setidaknya hal itu yang dirasakan oleh para peserta workshop *Menulis Buku Dengan Metode Menemu Baling, Menulis Semudah Menghela Nafas*.

Metode Menemu Baling atau menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga ini tampaknya menjadi primadona bagi para guru yang ingin membuat bukunya sendiri. Metode itu membantu mereka yang ingin menulis dengan cepat untuk bisa mewujudkan keinginannya.

Workshop tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 6 dan 7 Oktober 2018. Para guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Banjarnegara berkumpul di STIE Tamansiswa Banjarnegara untuk mengasah kemampuannya berliterasi bahasa dengan berbasis Android.

Kegiatan pelatihan yang mentargetkan 30 orang peserta tersebut ternyata akhirnya diikuti oleh 88 peserta. Membludaknya animo peserta ini sungguh di luar estimasi panitia. Panitia mengantisipasi jumlah peserta ini dengan menukar ruang pertemuan dengan hall yang lebih besar.

Para guru peserta berasal dari hampir semua jenjang, mulai dari SD sampai Sekolah Lanjutan Atas. Mereka rata-rata berasal dari berbagai kecamatan di Banjarnegara dan kabupaten kabupaten di sekitarnya.

Menariknya kegiatan ini juga diikuti oleh 12 orang siswa yang masih duduk di bangku SMP. Mereka adalah para siswa pilihan yang memiliki minat besar terhadap penulisan. Mereka akan dipersiapkan untuk menjadi para duta Garis Tebing atau Gerakan Literasi Siswa dengan Metode Menemu Baling.

Tidak seperti sebagian gurunya yang merupakan digital urban dan sering menemui kesulitan dalam implementasi metode Menemu Baling, sebagai digital native para siswa itu justru bisa mengikuti kegiatan pelatihan tanpa hambatan apapun. Mereka nantinya akan melatih teman-teman mereka untuk menghasilkan buku-buku karya para siswa sendiri.

Kegiatan Garis Tebing ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan Gasibu atau gerakan 1000 buku di setiap level satuan pendidikan di setiap kabupaten/kota di Indonesia. Diharapkan dalam satu tahun para siswa masing-masing level di setiap Kabupaten bisa menghasilkan 1000 buku karya mereka sendiri dengan metode Menemu Baling.

Panitia pelaksana kegiatan Eko Rudiono dan Asri Ratna Sari mengatakan bahwa sebagian guru di Banjarnegara sudah pernah mengikuti pelatihan literasi tetapi belum menggunakan metode ini. Kemudahan dalam menulis dan membaca dengan metode Menemu Baling itulah yang membuat mereka tertarik untuk bergabung.

Drs. Azis Purwanto, MM sebagai ketua dewan Pembina IGI Banjarnegara dalam sambutannya mengatakan bahwa IGI Banjarnegara sesungguhnya sudah terbentuk pada tahun 2010, tetapi kegiatan-kegiatan yang dilakukan awal-awal yang penuh semangat pada akhirnya harus stag cukup lama. Pengurus tidak beraktivitas cukup lama karena menyikapi kondisi.

Saat ini dengan dukungan semua pihak IGI Banjarnegara bersemangat untuk bergerak lagi. Salah satunya adalah dengan mengadakan workshop ini. Bahkan IGI Banjarnegara menggagas Gerakan Guru Berbagi. Mereka mengunjungi sekolah-sekolah untuk melakukan kegiatan sharing keterampilan abad 21 yang harus dimiliki oleh para guru di Banjarnegara.

Kegiatan workshop yang berlangsung dua hari itu mendatangkan narasumber dari para Master Coach Menemu Baling. Mereka adalah Mampuono, Sekjen IGI sekaligus penemu metode Menemu Baling dan Faizin Karimi yang merupakan yang merupakan praktisi yang berkecimpung cukup lama dalam dunia tulis-menulis.

Workshop tersebut diikuti oleh para peserta dengan penuh antusias. Terbukti sampai penutupan pada hari ini hampir tidak ada peserta yang izin meninggalkan pelatihan. Semua kursi yang mereka tempati masih penuh terisi sampai pukul 16.00 pada saat acara ditutup oleh Kabid PSMP Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara hari ini.

Dalam sambutan penutupan Kabid PSMP Agus Sutanto, MPd. menyampaikan bahwa menemu baling hanyalah sebuah media. Media tersebut memudahkan para guru untuk menulis. Namun semua masih harus dibuktikan dengan kesungguhan para guru untuk menggunakan media tersebut dalam menghasilkan karya-karya hasil penulisan mereka.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Drs. Aziz Purwanto, MM, Agus Sutanto, M.Pd mengatakan bahwa pelatihan itu baru dapat dikatakan berhasil jika para guru dapat menghasilkan produk dalam bentuk buku atau karya-karya tulis lainnya dengan menggunakan metode tersebut.

============================
07102018 20.00 Surya Yudha Park Banjarnegara, ditulis dengan metode Menemu Baling, menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga.

Comments

comments