
Oleh: Mampuono
#menemubaling
Dalam rangka menggerakkan literasi Indonesia, Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyelenggarakan sebuah kegiatan Pemecahan Rekor MURI sebagai momentum untuk bergerak total di awal tahun 2018. Kegiatan dengan ketua panitia Wulan, Ketua IGI Kota Bogor, ini mengambil tema Pemecahan Rekor MURI Guru Menulis dalam Jumlah Terbanyak dengan Metode Menemu Baling. Metode yang diciptakan oleh Mampuono itu kepanjangannya metode menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga.

Kegiatan pemecahan rekor pada Minggu 7 Januari 2018 pukul 09.50-11.50 WIB itu berlangsung lancar. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk offline dan online. Peserta offline berada di ruang Graha Utama di lantai 3 Gedung A Kemendikbud sedangkan beserta online berada di beberapa titik di berbagai tempat di Indonesia. Tempat-tempat tersebut adalah Surabaya, Gresik, Karanganyar, Tanah Bumbu, Padang, Aceh Timur, Kalimantan Barat, dan Jogjakarta.

Tercatat ada 527 peserta bergabung untuk memecahkan rekor menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga tersebut. Peserta offline sebanyak 137 orang dan Sisanya adalah peserta online. Pelaksanaan pemecahan rekor dilakukan selama dua jam. Ilyas, guru Jogjakarta yang menjadi pemandu acara mengajak serta seluruh Indonesia melakukan countdown 10 hitungan diawal dan diakhir pelaksanaan. Sorak sorai bergemuruh ketika waktu untuk menulis berakhir. Peserta yang belum sempat mengirim email hasil menemu baling diberi kesempatan untuk mengumpulkan karya 5 menit setelah event ditutup.

Memanfaatkan jeda waktu 5 menit tersebut ketua umum IGI, Muhammad Ramli Rahim kemudian memberikan sambutannya. Dia menginginkan agar pemecahan rekor MURI terus menerus dilakukan oleh IGI untuk menandingi prestasi sebelumnya. Muhammad juga mengapresiasi kehadiran kepala P4TK Matematika, Dr. Daswatia yang mendukung gerakan yang sudah dilakukan IGI untuk menyebarluaskan literasi.

Tulisan hasil karya peserta dibagi dalam 5 kelompok besar yaitu opini, cerpen, fitur , puisi, dan kisah. Panitia sudah menyediakan lima alamat email untuk dijadikan sebagai penampungan terhadap lima jenis karya tersebut. Mira, Heppi, dan Faizin bertugas mengelola naskah yang terkumpul untuk dijadikan sebagai buku.

Dari seluruh guru yang terlibat menulis dengan metode Menemu Baling itu, 436 karya mereka dinyatakan sah oleh Notaris yang mewakili pihak MURI. Tampaknya ada cukup banyak peserta yang kesulitan mengirimkan karya dan baru terkirim setelah jeda 5 menit tambahan waktu tersebut. Itu mungkin karena koneksitas internet yang tidak terlalu memadai.
Notaris yang menjadi perwakilan direksi Museum Rekor Indonesia segera membacakan keputusannya. Pemecahan rekor MURI dinyatakan sah pada pukul 12.00 tepat. Notaris segera menyerahkan piagam rekor MURI secara simbolik kepada ketua IGI. Acara tersebut diliput langsung oleh beberapa surat kabar nasional dan Jakarta TV. Pemecahan Rekor tersebut diharapkan bisa menjadi pemicu semangat bagi IGI-ers di seluruh Indonesia untuk bangkit dan bergerak lebih cepat. Apalagi acara ini adalah acara penutup dari 3 hari rangkaian acara Temu Pelatih Nasional IGI.
Uniknya, di gedung yang sama dan ruang yang sama pula pada tahun 2010 sejumlah 300 IGI-ers seluruh Indonesia pernah berkumpul, tetapi mereka masih anggota biasa. Sedangkan pada waktu sekarang 350 IGI-ers yang datang adalah para pelatih nasional. Waktu 7 tahun rupanya menjadi pergerakan yang pasti dan meyakinkan kita semua bahwa bersama IGI guru-guru Indonesia telah meningkatkan level kompetensi SECARA SIGNIFIKAN. Semoga target satu juta guru terlatih oleh IGI pada tahun 2018 ini bisa terwujud nyata untuk semakin baiknya kondisi bangsa.
_________________________________________________
Tangerang Selatan 07 01 2018 21.00 WIB
Ditulis di Kompleks Seamolec dengan metode Menemu Baling, menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga