Sismanto HS*
Hari ini saya dan anggota keluarga punya agenda khusus jalan-jalan ke kota Bontang, sebuah kota yang terkenal dengan perusahaan gas terbesar dan juga perusahaan pupuk yang juga tidak kalah terkenalnya dengan perusahaan gas. Perusahaan pertama adalah Badak, LNG, sementara perusahaan pupuk tersebut dikenal dengan nama PT. Pupuk Kaltim.
Barangkali berkat kedua perusahaan inilah kota bontang menjadi kota administrasi yang terpisah dari kabupaten Kutai, bersamaan dengan terpisahnya beberapa kabupaten dari kabupaten Kutai sebagai kabupaten induk menjadinya beberapa kabupaten otonom. Kabupaten kabupaten otonom itu adalah Kutai Timur, Kutai Barat, dan bahkan Kutai sendiri pun berubah menjadi Kutai Kartanegara.
Cuaca yang kurang bersahabat dan hujan yang sangat lebat menyapa perjalanan saya menuju Bontang. Biasanya bila tidak hujan, perjalanan dari Sangatta menuju Bontang hanya ditempuh kurang dari empat puluh lima menit. Namun hari ini saya sampai di kota Bontang butuh waktu dua jam.
Sebuah perbandingan perjalanan yang sangat melelahkan, namun spirit bertemu dengan seorang sahabat yang kebetulan sedang mengisi acara workshop di kota Bontang lah yang menjadikan perjalanan itu menjadi mudah dan sangat menyenangkan.
Beliau adalah Mampuono Rasyidin Tomoredjo, sekertaris jenderal ikatan guru indonesia pusat. Saya tidak terlalu banyak mengenalnya dan pertama kali tahu dan kenal mampuono adalah ketika acara TOT literasi produktif di Surabaya. Ketika itu, mampuono berperan tidak hanya sebagai seorang sekertaris jenderal ikatan guru indonesia tetapi juga berperan sebagai fasilitator di salah satu kanal yang ada dalam pelatihan TOT tersebut.
Harusnya hari ini jadwal Mampuono mengisi materi workshop di kota saya, namun karena satu dan lain hal jadwal kegiatan di kota saya diundur dan sebagai penggantinya kota Bontang lah menggelar acara workshop. Makanya hari ini di sela-sela kesibukan saya yang lumayan padat, saya menyempatkan diri untuk menuju kota Bontang tempat dimana acara workshop disebut dilaksanakan dengan tujuan utama adalah silaturahim bertemu dengan saudara, dan yang tak kalah pentingnya adalah menyampaikan mandat dari panitia seminar nasional untuk menyampaikan surat kepada Mampuono agar berkenan sebagai pemateri workshop di Kabupaten Kutai Timur.
Bagi saya, siapapun dia dan apapun latar belakangnya ketika bisa memberikan inspirasi dan pencerahan bagi saya khususnya dan juga bisa memberikan ilmunya, maka saya anggap sebagai seorang saudara. Seorang saudara bagi saya tidak hanya terbatas hubungan darah tetapi seorang saudara bisa dibangun dari proses silaturahim, proses kreativitas, dan interaksi sosial budaya.
Saudara pagi saya memiliki makna yang luas tak terbatas oleh ruang dan waktu. Semakin banyak saudara yang kita miliki, maka semakin banyak pula kesempatan untuk belajar bersama, belajar menerimanya apa adanya, dan tentu saja spirit sharing and growing together juga akan lebih mudah terwujud.
Mari bersama saya memperbanyak saudara..
Bontang, 15-01-2017
Ditulis di sebuah kedai kopi
https://facebook.com/sismantohs
