Seri Menemu Baling: HANYA 5 MENIT TULISAN LANGSUNG JADI

1
2380
Diskusi kelompok saat pre writing

Hari kedua pelatihan nasional Sagusaku (Satu guru satu buku) yang berlangsung pada tanggal 18 dan 19 Februari 2017 berjalan menarik. Peserta rupanya sudah menunggu-nunggu untuk mengenal lebih jauh bagaimana implementasi Metode Menemu Baling (Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga) menghasilkan tulisan-tulisan yang penting. Dengan metode ini mereka akan bisa menulis kapanpun dan dimanapun tanpa harus mengetikkan jari-jemari mereka. Bahkan mereka bisa melakukannya sambil memejamkan mata sekalipun. Metode ini juga diyakini akan menggenjot kecepatan mereka di dalam menyelesaikan target penerbitan satu buku untuk setiap peserta pada akhir periode pelatihan. Apalagi untuk memudahkan peserta mencapai targetnya mereka akan didampingi oleh para Master Coach dari IGI Pusat.

Metode Menemu Baling pada awalnya didesain untuk para pengguna tablet Sagusatab IGI. Oleh karenanya beruntunglah mereka yang sudah memiliki tablet itu pada pelatihan ini. Tablet Samsung A8 yang sudah berisi berbagai konten pembelajaran tersebut memang didisain untuk keperluan para guru di dalam menghasilkan karya-karya kreatif mereka. Namun bagi mereka yang masih belum memiliki tablet sagusatab tersebut IGI masih memberi kesempatan kepada mereka untuk tetap bisa berlatih Menemu Baling. Mereka bisa menggunakan Gadget Android yang sudah mereka miliki, walaupun dengan berbagai keterbatasan. Ini sesuai dengan semangat IGI yang tetap menggelorakan sharing and growing together.

Pelatihan hari kedua yang fokus pada implementasi Metode Menemu Baling ini dihandle langsung oleh Mampuono, faunder metode tersebut yang juga Sekjen IGI. Untuk menyiapkan fisik dan mental peserta agar lebih berkonsentrasi di dalam mengikuti pelatihan, diadakan kegiatan energiser sebelum pelatihan dimulai. Senam irama dengan lagu on Sunday (Pada hari Minggu) dilakukan peserta sambil bergerak dan bernyanyi. Peserta tampak sangat menikmati aktivitas gerak badan sambil bernyanyi ini. Setelah peserta bergembira dan merasa segar, pelatihan segera dimulai.

Mampuono membagi kelompok

Sebenarnya malam sebelum pelatihan dimulai, Mampuono sudah meminta kepada para peserta di dalam grup WhatsApp mereka untuk mendownload aplikasi Menemu Baling. Lokasinya di www.igi.or.id/download. Harapannya, ini akan menyingkat waktu pelatihan sehingga step-step berikutnya akan bisa dilalui dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena aktivitas pada hari pertama menuntut konsentrasi dan kerja keras sehingga tidak semua peserta bisa melakukan download dan instalasi aplikasi tersebut dengan lancar. Untuk itu Mampuono memutuskan untuk menggunakan aplikasi Shareit untuk mempercepat instalasi software-software yang terintegrasi di dalam aplikasi Metode Menemu Baling tersebut.

Setelah instalasi selesai, langkah berikutnya adalah melakukan setting agar kegiatan menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga bisa dilakukan secara offline. Peserta diminta untuk memanage fitur Bahasa dan Masukkan atau Language and Iput di dalam tablet Sagusatab IGI ataupun gadget Android mereka.

Untuk bisa melakukan aktivitas Menemu atau menulis dengan mulut secara offline, peserta harus sudah memastikan bahwa mesin pencari yang mereka miliki adalah yang versi terbaru, dengan begitu mereka bisa mendownload paket bahasa Indonesia untuk mendukung jalannya mesin speech to text secara offline. Mereka juga harus memastikan bahwa setting Google Voice di dalam gadget mereka sudah diaktifkan.

Untuk bisa melakukan aktivitas Baling atau membaca dengan telinga secara offline, peserta harus memastikan bahwa mesin text to speech mereka sudah memiliki paket bahasa Indonesia yang bisa mengubah teks menjadi suara secara offline. Jika belum, mereka harus mengganti mesin text to speech yang sudah ada dengan Google text-to-speech. Setelah itu fiturnya harus dilengkapi dengan mendownload paket bahasa Indonesia offline yang bisa dilakukan dengan cara mengklik menu yang tersedia.

Dengan penuh minat peserta memperhatikan paparan demi paparan yang disampaikan oleh Mampuono. Setelah instalasi dan setting offline sudah sempurna aktivitas dilanjutkan dengan memulai praktek menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga dengan menggunakan pendekatan proses atau Process Based Approach Writing. Pendekatan ini memiliki 5 tahap yang meliputi prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Kegiatan praktek terhadap lima tahap ini akan dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.

Kelompok tiga orang

Peserta yang sebagian datangya tidak bersamaan ternyata sampai hari kedua belum berbaur dengan akrab. Hal ini diketahui dari jawaban terhadap lontaran pertanyaan yang disampaikan oleh coach Menemu Baling. Akhirnya para peserta diputuskan untuk bekerja di dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 orang. Kelompok-kelompok tersebut dibentuk dengan melalui aktivitas ice breaker dan permainan sehingga anggota-anggotanya heterogen dan semakin mengakrabkan antara peserta satu dengan peserta yang lain.

Sebelum memulai step-step menulis dengan pendekatan proses, setiap kelompok harus menciptakan nama untuk kelompoknya dan filosofi dari pemilihan nama tersebut. Hal ini dimaksudkan agar setiap peserta berpacu kreativitasnya, karena menulis merupakan kegiatan kreatif. Setelah itu mereka diminta untuk memilih salah satu barang yang ada di ruangan tersebut untuk dijadikan objek observasi dalam menuangkan gagasan. Semua kelompok akan membuat sebuah tulisan deskriptif yang berisi enam paragraf. Terdiri dari satu paragraf pembuka, empat paragraf isi, dan satu paragraf penutup.

Peserta harus bekerja selama 5 menit untuk melakukan prewriting. Dimulai dari brainstorming, listing, dan mind mapping. Kegiatan mind mapping menggunakan alat bantu kertas dan pensil jika gadget yang digunakan bukan tablet Sagusatab IGI. Tetapi jika peserta sudah memiliki tablet ini maka semua pekerjaan corat-coret bisa langsung dilakukan di atas layar tablet sehingga dapat menghasilkan peta pikiran dengan efektif.

Dari hasil mind mapping, setiap peserta mendapat tugas untuk mengembangkan dua paragraf sesuai dengan pilihannya. Pengembangan paragraf dilakukan pada tahap drafting. Pada tahap inilah aktivitas Menemu Baling dilakukan. Selama lima menit masing-masing peserta harus melakukan fast writing ( menulis cepat tanpa henti) untuk menghasilkan dua paragraf. Masing-masing paragraf minimal terdiri dari 50 kata. Setelah itu paragraf harus direvisi dan diedit dengan cara melakukan aktivitas Baling. Disamping itu masih diperlukan pengetikan manual untuk memberi tanda baca dan hapus-tambah sebelum akhirnya dikirim kepada grup WhatsApp kelompok mereka. Semua paragraf digabung dan dilakukan proofreading. Dengan proofreading ini semua anggota kelompok bekerja sama untuk melakukan langkah revising dan editing akhir. Jika naskah yang terdiri dari enam paragraf tersebut dianggap sudah beres dan layak untuk di publikasikan maka setiap kelompok dapat mengirimkan hasil tulisan itu ke dalam grup WhatsApp kelas pelatihan.

Setelah semua tulisan dipublikasikan di grup kelas, satu per satu wakil kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil tulisan mereka dengan aktivitas Baling. Sambil mendengarkan mesin membacakan tulisan, coach dan peserta mengevaluasi tulisan hasil kerja masing-masing kelompok bersama-sama. Dengan demikian pada akhirnya dihasilkan tulisan yang lebih sempurna. Tulisan yang sudah jadi dan layak untuk terbit akan dipublikasikan di dua portal, yaitu www menemubaling.com dan www.igi.or.id.

MRT
#menemubaling

Comments

comments

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini