Seputar TOC IGI Jateng: MAKA ILMU YANG MANAKAH YANG TIDAK AKAN KAMU AMALKAN?

0
1754

Oleh Suryo Adhi Wibowo

Perjalanan pun Dimulai
Hari ini Selasa tanggal 27 Desember 2016, hari-hari terakhir di penghujung tahun 2016. Hari di mana saya mengikuti Training of Coach (TOC) Literasi Produktif yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan disponsori oleh Samsung.
Rencana berangkat naik kereta api, moda transportasi yang sekarang sudah nyaman dan aman pun kandas sudah. Tiket dari Pekalongan ke Semarang Poncol untuk kereta Kaligung paling pagi sudah habis. Meskipun demikian, hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk pergi ke TOC ini. Mendung pun masih bergelayut di pagi hari. Saya pun menghubungi tiga teman lain yang menjadi peserta TOC dari Kabupaten Pekalongan. Dua diantaranya memutuskan naik motor dan yang satu lagi memutuskan naik bis.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB, saya memastikan dulu kesehatan anak kedua saya yang tadi malam sempat muntah ketika tidur. Setelah yakin dan berharap semoga anak ini baik-baik saja, Pukul 06.30 WIB saya pun melajukan motor saya ke Semarang. Tidak pernah terbayang sebelumnya akhirnya saya bisa mendapatkan kesempatan luar biasa mengikuti TOC ini.

Tidak terasa perjalanan ke Semarang pun telah mencapai tujuan. Gedung Islamic Center Manyaran sudah berdiri gagah di sepan. Tidak sulit menemukan lokasi kegiatan karena saya sudah mengenal Semarang hampir 25 tahun. Segera saya menuju ke ruangan kegiatan, mengisi daftar hadir dan saat itu pula bersamaan acara sudah dimulai dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars dan Hymne IGI. Inilah salah satu ciri khas IGI yang saya sukai.

Sambutan Pejabat yang Tak Biasa

Seperti halnya seremonial pada acara yang lain, acara dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia Kegiatan, Bapak Sugiyo dan Sambutan Ketua IGI Wilayah Provinsi Jawa Tengah, Mulyo Utomo. Kemudian dilanjutkan dengan Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang ternyata pada hari ini beliau tidak bisa hadir dan diwakili oleh Bapak Imron Rosyadi. Ada yang menarik dari sambutan kali ini. Tidak seperti biasanya sambutan oleh pejabat dilakukan dengan pembacaan teks pidato secara formal dan diakhiri dengan ucapan pembukaan secara resmi. Pak Imron Rosyadi seolah keluar dari kekakuan acara. Luar Biasa. Beliau memberikan sambutan di luar mimbar yang disediakan, seolah seperti pemateri atau motivator. Sambutan yang diberikan di luar kebiasaan. Beliau menyatakan sangat berkesan dengan kegiatan ini. Di saat guru-guru lain sedang berlibur, guru-guru yang berada di ruangan ini ternyata masih sempat meluangkan waktunya untuk belajar, sungguh luar biasa kata beliau. IGI memang BEDA…

Siapa sih Guru itu? Pertanyaan pertama yang diajukan beliau kepada peserta.. Lho ini sambutan apa materi sih? Tanya saya dalam hati. Jawaban pun dilontarkan oleh peserta dengan berbagai pendapatnya. Hadiah buku pun disampaikan bagi peserta yang menjawab. Ibaratnya sambutan ini bagaikan pretes. Ada beberapa hal yang dapat diambil dari arahan beliau. Pertama, Guru adalah Alam Semesta. Pengertian Guru tidak hanya terpaku pada definisi atau pengertian yang dimaksudkan dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru. Siapapun dan apapun bisa menjadi guru. Maka dari itu guru harus senantiasa belajar dan belajar. Kedua, Guru harus memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh nabi Muhammad yaitu shiddiq (jujur), fathonah (cerdas), tabligh (menyampaikan/peduli), dan amanah (dapat dipercaya). Ketiga, Guru jangan pernah selingkuh.. Ini nih yang ketiga bikin peserta tertawa tawa.

Sharing and Growing Together

Materi yang disampaikan dalam TOC kali ini merupakan ilmu yang memang benar-benar harus dimiliki oleh guru agar menjadi Guru yang tidak stagnan, mandeg di zona nyaman. Dimulai dari Pak Mampuono, penemu Metode Menemu Baling yang sangat sangat membuat guru yang malas mengetik menjadi produktif dalam menghasilkan karya. Mulut memang lebih cepat dari tangan. Karena secara logika mulut dekat dengan otak hehehehe. Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga. Hal baru yang saya dapatkan di sini adalah ternyata menulis dengan mulut bisa dilakukan secara offline, artinya smartphone tidak harus selalu terhubung ke internet ketika kita melakukan hal ini. Luar biasa pak Mampu. Maka ilmu manakah yang tidak akan kamu amalkan?

Kemudian dilanjutkan dengan materi dengan materi Optimalisasi Tablet Sagusatab IGI Samsung A8 dalam pembelajaran. Tablet Samsung A8 merupakan salah satu tablet yang direkomendasikan oleh IGI untuk guru-guru menuju teknologi paperless. Mbak Dede dari Samsung secara antusias memperagakan bagaimana kemudahan fitur-fitur Samsung A8 dengan Stylus Pen-nya. Terus terang saya belum memilikinya. Semoga IGI bisa memperbarui kerjasama dengan Samsung untuk mendapatkan teknologi tablet A8 yang lebih terkini. Maka ilmu manakah yang tidak akan kamu amalkan?

Materi ketiga adalah pembuatan Blog untuk Pembelajaran oleh trainer Sagusablog, Mr Mung alias Amin Mungamar. Kesan yang saya dapatkan di sini jauh beda dengan yang saya rasakan ketika ikut pelatihan online Sagusablog, karena dalam TOC ini langsung dipandu oleh ahlinya step by step sehingga blog yang dihasilkan pun bisa sesuai dengan harapan. Materi yang seharusnya diakhiri pukul 21.00 ternyata melenggang jauh sampai pukul 22.30 karena antusias peserta TOC yang sangat luar biasa ingin mendapatkan ilmu tidak hanya sekedar bisa, tapi harus mampu menghasilkan. Maka ilmu manakah yang tidak akan kamu amalkan?
Hari pertama TOC pun selesai.

Hari Kedua yang Tetap Menarik
Hari kedua TOC diawali dengan presentasi PTK dan PTS dari guru-guru hebat anggota IGI. Adalah seorang guru bernama Polimeri Liquidani, guru Kimia yang pada awal sesi mempresentasikan hasil karya PTKnya. Sesuai namanya, beliau juga menguasai ilmu Kimia.. Sesi Kedua diisi presentasi oleh Pak Sugiyo, seorang Kepala Sekolah yang mempresentasikan tentang Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Presentasi ini secara langsung maupun tidak langsung telah menggugah semangat peserta, bahwa apapun bisa dilakukan oleh Guru asalkan fokus. Maka ilmu manakah yang tidak akan kamu amalkan?

Materi berikutnya disampaikan oleh pak Sutriyono yang menyampaikan pembuatan soal online dengan aplikasi iSpring. Materi yang belum pernah saya jumpai dalam kegiatan-kegiatan pelatihan. Luar biasa materi ini, ternyata membuat soal dengan iSpring sangat mudah karena fitur-fiturnya sangat simpel dan mudah dilakukan oleh orang yang baru mengenal aplikasi ini. Maka ilmu manakah yang tidak akan kamu amalkan?

Materi terakhir dalam TOC diakhiri oleh Abdul Karim, pakar Komik Pembelajaran. Dalam materi ini disampaikan bahwa komik merupakan media paling sederhana dalam pembuatan MPI. Pak Abdul Karim dalam setiap kegiatan IGI yang saya perhatikan adalah beliau selalu jeprat jepret dengan kamera DSLRnya yang pada saat pembuatan komik selalu ditampilkan hasil jepretannya untuk dijadikan komik.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam membuat komik adalah membuat alur ceritanya. Berbeda dengan komik yang saya kenal sebelumnya, komik umumnya menggunakan objek berbentuk gambar kartun sebagai pemerannya, tapi komik pembelajaran yang disuguhkan oleh Pak Abdul Karim menyajikan foto sebagai pemerannya.

Akhirnya TOC Literasi Produktif ini ditutup dengan wajah-wajah peserta yang masih segar. Menantikan saat-saat di mana imu-ilmu dari orang-orang hebat ini diamalkan kembali untuk guru-guru yang lain. Maka ilmu manakah yang tidak akan kamu amalkan?

Suryo Adhi Wibowo
Guru di SMKN 1 Lebakbarang – Kabupaten Pekalongan
ditulis di saat pergantian tahun

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini