SAMSUNG MEMBANGUN PERUBAHAN SDM PENDIDIK SECARA MANDIRI DAN BERKUALITAS

0
2198

Oleh: Halil Subagiono, S.Pd. M.M.

Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan implementasi amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas memiliki penghargaan dan wibawa yang tinggi di mata dunia. Sebaliknya, bangsa yang bodoh akan menjadi objek jajahan bagi mereka dan menjadi kuli atau pesuruh kasar bahkan menjadi bangsa pengemis atau peminta-minta. Dampak kebodohan ini masih terlihat jelas bagaimana bangsa kita diperlakukan di luar batas perikemanusian.

Berdasarkan catatan yang ada bahwa setiap tahun diperkirakan 600.000 s.d. 800.000 laki-laki, perempuan,dan anak-anak diperdagangkan menyeberangi perbatasan-perbatasan internasional dan perdagangan manusia terus berkembang. Para korban dipaksa untuk bekerja di tempat pelacuran, di tambang-tambang, dan di tempat kerja buruh berupah rendah. Mereka dipaksa untuk bekerja sebagai pelayan rumah tangga, prajurit di bawah umur, atau dalam bentuk perbudakan di luar kemauan mereka.
Bertitik tolak terhadap penomena kekeruhan dan karut marut tentang kondisi SDM yang rendah yang melanda dunia pendidikan dan melanda bangsa kita, orang-orang hebat pemerhati pendidikan seperti Satria Dharma, Dr. Indra Djati Sidi, Dr. Gatot Hari Priowiro Janto, Ph.D, Ir. Bagiono Djokosumbogo, Muhammad Ihsan membangun komitmen mandiri membentuk Klub Guru Indonesia tahun 2006 yang selanjutnya berganti nama Ikatan Guru Indonesia (IGI).

Kita mengakui bahwa rendahnya kualitas SDM bangsa kita bergantung pula pada rendahnya kualitas para pendidik. Pendidik yang berkualitas tentu berpotensi terhadap kecerdasan anak bangsa. Dalam hal ini IGI merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap hal tersebut sesuai visi dan misi IGI.
IGI memiliki visi memperjuangkan mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru Indonesia, serta turut secara aktif mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan misi IGI adalah (a) Mewujudkan peningkatan mutu, profesionalisme, kesejahteraan, perlindungan profesi guru, dan pengabdian kepada masyarakat. (b) Menjadi sarana dan wadah interaktif guru untuk tukar-menukar pengalaman, ide, dan berbagi dalam cara mengajar, pendekatan, metode, strategi dan teknik mengajar, serta hal-hal baru dalam dunia pendidikan. (c) Memajukan pendidikan nasional, keguruan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. (d) Menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk meningkatkan kemajuan pendidikan, mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru.

Berdasarkan uraian di atas kita dapat menarik benang merah bahwa hanya kita yang tergabung dalam Ikatan Guru Indonesia sebagai penerus perjuangan orang-orang hebat tersebut. IGI memiliki satu konsep dasar yakni membangun dan melakukan perubahan terhadap kompetensi pendidik secara mandiri dan berkesinambungan tanpa menunggu uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain.

Sehubungan dengan itu, Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia telah menentukan peta kebijakan pada 12 provinsi di Indonesia untuk menyelenggarakan Training of Trainer (TOT) secara mandiri dalam rangka menghasilkan instrument calon trainer yang berkualitas dan dapat didayagunakan untuk menggerakan revolusi perubahan pendidik di bumi Nusantara.

Ikatan Guru Indonesia Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat diberikan kesempatan dan kepercayaan melaksanakan kegiatan Training of Trainer (TOT). Kegiatan ini mulai tanggal 17 s.d. 18 Desember 2016 bertempat di SMK Negeri 3 Mataram, Jalan Pendidikan 47 Mataram. Pelaksanaan kegiatan ini sengaja dipilih mulai tanggal 17 Desember 2016, untuk dijadikan kado istimewa HUT Provinsi Nusa Tenggara Barat ke- 58. Pada upacara peringatan HUT tersebut, pengurus IGI diberikan kehormatan sebagai tamu undangan Vip oleh pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ahmad Dahli, Ermawanti (Pengurus Pusat), H. Esmy Maulidy Hamy (Pengurus Wilayah NTB), dan Syahruna (Ketua IGI Kota Bima) dengan khidmat mengikuti upacara kebesaran tersebut.

Tujuan kegiatan TOT dengan tema Literasi Produktif Nasional ke-2 adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan para pendidik dalam penguasaan IT sebagai media pembelajaran yang efektif, efisiensi dan menyenangkan bagi pendidik maupun peserta didik sehubungan dengan perkembangan zaman.

Ruang lingkup atau materi kegiatan TOT tingkat nasional adalah Materi Optimalisasi Penggunaan Tablet A8 Samsung, Sagusanov (Animasi Drawing dan Buku Digital), membuat media pembelajaran menarik dan menyenangkan, dan Menemu Baling menulis dengan menggunakan mulut dan membaca menggunakan telinga. Kegiatan ini dihadiri sebanyak 50 pendidik berasal dari utusan IGI Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat dan 2 orang dari provinsi Bali.

Kita pun menyadari bahwa rata-rata peserta TOT terasa baru menemukan jati diri yang sesungguhnya sebagai pendidik atau guru setelah dihadapkan dengan suguhan materi yang luar biasa dan tidak pernah diterima selama ini. Lebih lagi di dukung dengan firanti alat canggih yang mencoba menggeser media pembelajaran yang merepotkan dan tidak efektif dan efesiensi seperti penggunaan papan tulis, spidol, kapur, buku, bahkan lap top atau komputer. Alat canggih dimaksudkan adalah Tablet SAMSUNG A8. Sebagai pendidik sudah seharusnya kita memulai merubah dari diri kita. Merubah diri kita melalui pengayaan akan potensi diri yang berkualitas. Peserta yang hadir secara mandiri dengan biaya sendiri merupakan pendidik mulia yang bertekad untuk melakukan dan mereformasi jati dirinya menuju pencapaian SDM yang lebih baik.

Alat canggih seperti tablet Samsung A8 tidak akan bermanfaat jika kita tidak memberdayakan secara optimal melalui pelatihan seperti kegiatan TOT. Tablet Samsung A8 bukan sekedar pajangan, bukan sekedar alat berpolemik atau media sosial belaka dan lainnya. Namun, Tablet Samsung A8 terpendam harta karun yang tidak ternilai harganya di samping untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar di kelas. Lantas dimana letak harta karun tersebut? Harta karun ada di sistem MENEMU BALING. Menulis karya tulis baik karya ilmiah maupun karya fiksi memudahkan kita untuk melakukan proses penciptaan dibandingkan dengan sistem manual yang selama ini kita lakukan. Karya tulis yang kita ciptakan merupakan KEKAYAAN kita. Kekayaan dalam berkarya merupakan predikat sebagai guru mulia.

Kehadiran tablet Samsung A8 di bawah kendali trainer yang hebat seperti Ahmad Dahli, Bu Ririn dkk dari Samsung, Pak Yul dari IGI Kalteng, dan Pak Gusti Surian sungguh luar biasa. Peserta kegiatan pun tidak kalah luar biasa semangatnya. Sebab hal ini bagian dari reformasi pendidikan untuk melakukan perubahan diri. Perubahan harus dimulai dari diri kita bukan dari peserta didik. Komitmen ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Dikpora Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam hal ini diwakili oleh Sekdis Dikpora Dr. H. Aedy Furqan saat membuka acara TOT.

Pendidik atau guru sebagai peserta TOT IGI Wilayah Nusa Tenggara Barat telah bersedia dan siap melakukan perubahan untuk membangun kompetensi diri. Hal ini tercermin dari keaktifan dan antusias peserta meski kegiatan berlangsung sampai larut malam. Kesedian secara terbuka mengikuti kegiatan IGI secara mandiri dan ikhlas berkorban merupakan kunci sebuah perubahan.
Mataram, 19 Desember 2016
Sekwil IGI NTB,

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini