RESENSI BUKU “AYAH”

0
2982

OLeh: Wulan WE (Ketua IGI Bogor, Ketua Admin Grup Bagusaku Menenmubaling)

#menemubaling

Berbicara tentang buku AYAH seakan bercerita tentang ranumnya buah buahan, didalamnya terdapat hikmah manis dan ranumnya kehidupan seorang buya hamka.
Visi dan misi beliau amat dalam dan dapat menjadi suri tauladan bagi kita, terutama para pemuda pejuang muslim dalam memegang teguh kebenaran tauhid dan hidup lurus serta hanif, semata mata menjemput ridho Allah.

Buku AYAH karya irfan hamka ini memaparkan secara gamlang sosok seorang ayah dimata sang anak. Perjalanan hidup bersama seorang ayah yang pejuang gerilya, pejuang pena, pejuang parlemen , pejuang kabinet kementrian, hingga pejuang di lingkungan masyarakat dan keluarganya. Sosok karakter Hamka dikupas dengan secara utuh oleh pengarang. Mulai dari kecakapan mental, kecakapan spiritual dan kecakapan sosial seorang Hamka.

Buku ini sangat baik dibaca bagi kalangan siswa pelajar, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat menengah. Karena isinya dapat menginspirasi setiap pemuda muslim yang mencari jati diri dalam hidupnya. Bagaimana keteguhan hamka dalam memaknai hidup lewat kepercayaan spiritualnya. Sejumlah tawaran jabatan tinggi dia tolak hanya untuk mengemban amanah umat mengelola mesjid Al Azhar. Bagaimana ia harus menerima fitnah dan bersebrangan paham dengan pemerintah hingga dipenjarakan selama dua tahun, hanya karena ia memegang teguh keyakinan dinul Islam yang saat itu dirongrong oleh komunis.

Dari kacamata seorang anak juga dicetitakan dalam buku ini akan akhlak trphji seorang HAMKA, seperti : berprasangka baik pada orang lain, idealis, pantang berbohong, menepati janji, sederhana, pekerja keras, sayang pada keluarga, dan loyal pada teman. Bahkan Bung Karno bilang kalang kalau mau berguru agama cari saja HAMKA. Hingga bung Karno berpesan diakhir hayatnya untuk disolatkan mayatnya oleh Hamka.

Kebesaran seseorang itu tidaklah instan dan nama besar itu bukan diucapkan oleh lisan. Tetapi lebih dari keteladanan, konsep diri yang kuat, serta konsisten. Yang membuat Hamka Besar juga karena penanya yang menari-nari. Tulisannya menyebar seantero nusantara, bahkan tafsirnya masih tersimpan rapih di mesir. Seorang Ulama yang literat akan mewarnai zaman, namanya hidup disepanjang masa.

#Indonesia menemubaling (Ditulis dengan Metode Menemu Baling, menulis dengan muut dan membaca dengan telinga)
Wulan We

Comments

comments