Motivasi dan Membangun Karakter Peserta Didik

0
2110
Penulis bersama Kepala Sekolah SMPN 12

Oleh: Widadi, PP IGI

Sepanjang Sabtu dan Minggu, penulis diminta panitia untuk memberikan pelatihan membangun karakter Guru BK SMP se-Jakarta Selatan. Pelatihan bertempat di Vila Rahayu, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Bermula dari pelatihan tersebut, Bu Astuti Guru BK di SMPN 12 meminta penulis untuk mengisi tausiyah di SMPN 12 Jakarta. SMPN 12 Jakarta terletak Jl. Wijaya IX No. 50, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12160, Indonesia.

Selasa pagi, tatkala hujan rintik mengguyur Jabodetabek, penulis menuju lokasi. Penulis sempat nyasar di SMPN 11, Mayestik. Penulis menduga bahwa SMPN 12 bersebelahan dengan SMPN 11.  Ternyata dugaan penulis keliru.  Sesampai di SMPN 12, beberapa orang panitia menyambut penulis dengan suka cita. Panitia meminta kepada penulis agar tausiyah fokus pada motivasi dan membangun karakter.

Penulis memulai tausiyah dengan mengajak peserta didik beristighfar, berdzikir, bershalawat dan melantunkan hafalan surah Ar Rahmaan. Penulis berharap dengan lantunan surah Ar Rahmaan ini, Allah akan melimpahkan kasih sayangnya kepada keluarga besar SMPN 12.

Serius, peserta didik SMPN 12 (Widadi)

Kemudian penulis mengajak peserta didik menyanyikan lagu-lagu religi. Selang beberapa waktu kemudian, penulis melihat semua peserta didik sudah tampak berseri-seri wajahnya. Kini saatnya penulis menyampaikan sepenggal kisah perjalanan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah. Dakwah yang penuh dengan rintangan. Namun akhirnya Allah memberikan kemenangan. Hingga sekarang ajaran  Islam tetap diikuti oleh jutaan umatnya di dunia ini.

Penulis menyadari bahwa rata-rata peserta didik di usia SMP jarang mendengarkan kisah-kisah teladan. Penulis menyampaikan kisah Juraij, pemuda ahli ibadah yang celaka karena tidak menghiraukan panggilan ibunya. Kemudian kisah Uwais Al Qarni pemuda dari Negeri Yaman yang tidak begitu dikenal penduduk bumi tetapi sangat populer di kalangan para malaikat. Uwais Al Qarni dikagumi para malaikat karena baktinya yang tulus kepada ibunya.

Kali ini penulis fokus pada kisah Juraij, sebab kejadian ini sekarang sedang marak dilakukan para remaja. Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin pemuda yang ahli beribadah bisa celaka? Kisahnya sangat panjang, namun untuk memberikan gambaran kepada pembaca baiklah penulis akan sampaikan sepenggal kisahnya.

Antusias, peserta didik SMPN 12 (Widadi)

Telah penulis sampaikan di muka bahwa Juraij adalah pemuda ahli ibadah. Begitu cintanya kepada Allah, Juraij  membangun musholla kecil di halaman rumah milik orang tuanya. Hal itu ia lakukan agar setiap waktu dapat beribadah kepada Allah SWT tanpa ada yang mengganggu.

Alkisah, ketika Juraij sedang berada di dalam musholla, ibunya datang memanggilnya. Namun panggilan ibunya tidak dijawab oleh Juraij. Juraij tetap khusyu’ menjalankan shalat sunah. Di dalam hati Juraij berbisik, “Ya Allah ibuku memanggilku, tapi aku sedang shalat.” Hari berikutnya terulang peristiwa seperti itu hingga yang ketiga kalinya. ibunya kecewa, tanpa sadar ibunya berbisik, “Ya Allah, jangan Engkau matikan anakku Juraij sebelum ia celaka di dunia.”

Bisikan hati  Ibu yang shalehah menembus langit ketujuh didengar dan diijabah Allah.  Maka. benarlah di kelak kemudian hari Juraij celaka. Juraij dianiaya oleh seluruh penduduk di tempat itu. Juraij dianiaya penduduk karena fitnah yang dilancarkan seorang perempuan pelacur. Pelacur tersebut geram dan dendam kepada Juraij karena tidak mau diajak berbuat maksiat. Pelacur itu pun akhirnya berbuat maksiat dengan lelaki lain hingga hamil. Setelah hamil dan melahirkan pelacur tersebut menyampaikan kepada penduduk setempat, bahwa yang menghamilinya adalah Juraij.

Demi mendengar pengakuan pelacur tadi segala sumpah serapah penduduk ditimpakan kepada Juraij. Tidak cukup hanya sumpah serapah, tanpa dikomando penduduk Bani Israil berebutan menganiaya Juraij. Juraij jatuh pingsan, klenger karena pukulan, tendangan dan lemparan batu penduduk setempat. Selang beberapa waktu, Juraij siuman. Dengan tertatih-tatih, Juraij menuju tempat air untuk berwudhu. Selesai berwudhu Juraij shalat sunah memohon petunjuk kepada Allah. Maka didatangkanlah perempuan pelacur dan bayinya ke hadapan Juraij. Juraij melafazkan basmalah kemudian memegang pusar sang bayi mungil itu dan berkata, “ Hai bayi, katakan siapa sesungguhnya ayahmu.” Atas ridho Allah bayi mungil itu pun berbicara, “Ayahku seorang penggembala, ayahku seorang penggembala, ayahku seorang penggembala.” Demikian bayi mungil itu menegaskan.

Begitu mendengar ucapan Sang Bayi mungil tersebut, penduduk setempat segera menyadari atas kekeliruannya. Dalam pandangannya mana mungkin bayi mungil bisa berbicara. Ini pasti atas kehendak Allah untuk menolong Juraij. Demikian sepenggal kisah Juraij pemuda ahli ibadah ini.

Dari sepenggal kisah tersebut pembaca pasti bisa menjawab bahwa Juraij celaka karena bisikan ibunya. Bisikan seorang ibu kepada anak kandungnya adalah doa. Doa ketika beberapa kali panggilannya diabaikan Juraij. Pembaca yang budiman terutama para ibu, berhati-hatilah ketika berbisik dan berdoa untuk anak kandungnya. Sebab bisikan seorang ibu, doa seorang ibu kepada anak kandungnya langsung menembus langit ketujuh dan akan diijabah Allah. Maka wahai kaum ibu, berbisiklah yang baik-baik. Berdoalah yang baik-baik untuk  anak kandungmu.

Mendengar kisah ini, saya memperhatikan beberapa peserta didik tampak sembab wajahnya dan berkaca-kaca di pelupuk matanya. Penulis tentu tidak ingin mereka larut dalam duka. Penulis  segera mengambil gitar dan mengalunlah lagu: aku berdiri di bawah mentari/ di antara megahnya alam ini/ menikmati indahnya kasih-Mu/…… (silakan diteruskan).

******

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini