IGI SUKOHARJO BERGERAK

0
1855

Hari Sabtu, 13 Mei 2017 lalu saya dan Mas Karim mendapat kehormatan untuk bisa berbagi tentang penggunaan IT untuk pembelajaran kepada 170 orang guru di Kabupaten di ujung tenggara Iawa Tengah, Sukoharjo. Berangkat pagi-pagi dari Semarang, kami akan segera bergabung dengan Prof. Dr. Joko Noerkamto, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNS yang akan membawakan materi “Peran IT Dalam Peningkatan Profesionalitas Guru”. Mas Karim akan memperkenalkan penggunaan Articulate Storyline untuk pembuatan Media Pembelajaran Interaktif sedangkan saya sendiri akan melatihkan cara menulis dengan menggunakan metode Menemu Baling alias menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga.

Bertempat di ballroom hotel Sarilla kota Sukoharjo, acara yang dihadiri guru dari jenjang TK sampai SLTA tersebut berlangsung menarik dari pukul 08.00 sampai 16.30 WIB. Para guru tersebut bukan hanya datang dari kabupaten Sukoharjo saja tetapi juga dari kabupaten-kabupaten lain di sekitarnya. Yang menarik, bahkan banyak peserta dari kalangan guru TK dan PAUD yang datang berombongan dari kabupaten Karanganyar. Jumlah mereka tidak tanggung-tanggung, sejumlah hampir 70 orang. Dengan dikomandoi Ibu Suhareni, salah satu guru TK penggerak literasi dengan metode Menemu Baling, mereka sengaja mencarter bis pariwisata untuk menghadiri acara tersebut.

Acara dibuka oleh ketua IGI Sukoharjo, Bunyani, S.Pd.I yang mengungkapkan apresiasinya terhadap kinerja panitia yang hanya dalam waktu dua minggu bisa menyelenggarakan acara yang tergolong besar dan sukses. Acara itu merupakan gerakan nyata IGI Sukoharjo untuk pertamakalinya setelah kepengurusan terbentuk satu tahun yang lalu. Ketua Panitia, Endang Suyamti yang juga penggerak IGMP Bahasa Inggris kabuaten Sukoharjo menyambut pujian tersebut dengan rendah hati. Dikatakannya bahwa bahwa keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerjasama dan sinergitas berbagai pihak sehingga membuahkan hasil akhir yang cukup memuaskan.

Profesor Dr. Joko Noerkamto dalam paparannya mengatakan bahwa sudah selayaknya organisasi profesi seperti IGI terus bergerak dan bersama-sama dengan LPTK mengajak guru untuk selalu mengupgrade kompetensi guru sehingga tidak ketinggalan jaman. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan workshop ICT sebagai pengembangan profesionalisme guru. Sebagaimana diketahui, kerjasama antara IGI se-Soloraya sudahdicanangkan dengan ditandatanganinyaMemorandum of understanding dalam sebuah seminar besar yang dihadiri oleh 500 orang di auditorium UNS sekitar dua bulan yang lalu.

Kedua institusi tersebut, IGI dan UNS, memandang perlu dilakukan kerjasama secara intensif sehingga bisa bersama-sama mengambil peran untuk meningkatkan kompetensi para guru yang bekerja di tujuh kabupaten-kota se Soloraya. Tujuh kabupaten-kota tersebut meliputi kota Surakarta dan kabupaten kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Sragen, Karanganyar, serta Boyolali.

Sesi dengan narasumber Profesor Dr. Joko Noerkamto berlangsung sampai pukul 11.30 WIB. Setelah ishoma, sesi dilanjutkan dengan workshop Menemui Baling yang dimulai pada pukul 12.30 sampai pukul 15.00 WIB. Setelah sesi Menemu Baling, mas Karim segera menyusul dengan membawakan materi tentang cara membuat MPI.

Pada saat memandu sesi Menemu Baling saya mendapat kemudahan, karena hampir semua peserta sudah mendownload dan menginstal kelengkapan aplikasi. Ini membuat pekerjaan menjadi lebih ringan karena saya tinggal membantu peserta untuk melakukan beberapa setting seperti pengaturan google voice jika mikrofon belum muncul, penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk membaca dan menulis dengan metode Menemu Baling, mengatur aktivitas Menemu Baling secara offline, dan lain-lain. Peserta harus mengumpulkan tagihan secara online berupa tulisan sepanjang minimal 5 paragraf. Tiap-tiap paragraf minimal terdiri lima kalimat. Tagihan harus dipenuhi secara individual maksimal dua Minggu setelah sesi. Jenis teks bebas sesuai selera peserta.

Pada kesempatan tersebut saya mengingatkan kepada peserta untuk terus berusaha dan belajar untuk meraih posisi minimal sebagai guru yang unggul, yaitu yang mengajar, mendidik, sekaligus menjadi suri tauladan yang baik. Jika guru berani menyuruh siswanya belajar hal-hal yang baru terus-menerus, maka dia harus menjadi contoh. Yang pertama kali dia harus lakukan adalah menjalankan apa yang sudah diperintahkannya. Guru tidak boleh stag dan hanya mengandalkan kompetensi ‘jadulnya” yang mereka pelajari saat kuliah dulu. Guru harus terus menerus belajar hal-hal yang baru untuk menciptakan generasi literate yang bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan generasi dari bangsa-bangsa lain yang lebih dulu maju.

Sementara itu Mas Karim dengan kepiawaiannya memperkenalkan cara-cara termudah untuk membuat media pembelajaran interaktif. Hasil akhir lebih ditentukan oleh keterampilan pembuatnya daripada software yang digunakan karena setiap software memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak lupa mas Karim mengambil momen-momen penting di dalam pelatihan untuk dijadikan sebagai komik komik yang menarik.

Acara ditutup pada pukul 16.30 WIB dan diakhiri dengan sesi foto bersama antara narasumber, panitia, dan para peserta. Peserta bisa mendapatkan sertifikat setelah mengumpulkan tagihan yang harus dipenuhi dan dianggap sudah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Mampuono
Salam #menemubaling 👌
Sampangan 14052017 10WIB

Comments

comments