IGI Serius  Ingin Bersinergi dengan Kemenag dalam Peningkatan Mutu Guru Madrasah

(Sesi MENEMU BALING, Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga, perjalanan Semarang Jakarta di atas Bati Air, Kamis, 20 Oktober 2016, pukul 18.00 - 19.30 WIB).

0
2607

 

img_20161021_102001

Pagi ini kami bersepuluh diterima untuk beraudiensi dengan Mas Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin di ruang tamu menteri. IGI Pusat diwakili oleh Sekjen Mampuono, Ketua Harian Rusnani Aden,  Bendahara Umum Gusti Surian, dan pengurus pusat yang berdomisili di jakarta serta beberapa pengurus IGI DKI  Jakarta.Kami yang bearasal dari luar Jakarta memutuskan untuk datang seawal mungkin. Lebih baik kami datang lebih awal dan menunggu daripada datang terlambat, nanti malah akan menimbukan kesan yang kurang  baik. Justru dengan datang lebih awal kita bisa saling berkoordinasi sebelum bertemu dengan menteri.

Rombongan IGI akan diterima oleh menteri agama RI di ruang tamu beliau tepat pada jam 11 siang . Ajudan menteri meminta kami untuk masuk ruang transit dan mempersiapkan diri. Tidak sampai lima menit kami sudah diminta menuju ruang tamu menteri. Semua barang bawaan kami harus ditinggal di ruang transit saat kami bertemu dengan menteri. Yang boleh dibawa hanya gatget. Begitu kami sampai di ruang tamu menteri kami langsung diminta duduk di tempat yang sudah dipersiapkan dengan sangat rapi. Semua anggota rombongan di persilakan duduk di sofa berlapis kulit domba yang empuk dan mestinya berharga mahal. Kamipun duduk dengan sangat tertib untuk menuggu  menteri yang sedang mempersiapkan diri. Tak berapa lama kemudian menteri masuk ruang tamu dan menyalami kami satu persatu. Kami dipersilakan  duduk dan memulai audiensi.

Kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan IGI dan pergerakanya. Kami menceritakan sedikit tentang sejarah berdirinya IGI dan peran penting IGI sebagai sebuah organisasi profesi dalam meningkatkan kompetensi para guru di Indonesia. Kami menceritakan bahwa mereka yang mau bergabung dengan IGI adalah guru-guru yang memang memiliki semangat tinggi untuk belajar lagi dan menjadi lebih qualified. Mereka siap melakukan sharing and growing together,  berbagi dan tumbuh bersama, sesuai moto IGI. Ini dilakukan agar . yang pintar bukan hanya mereka saja tetapi juga para guru yang lain yang kenal dengan mereka dan mendapatkan imbas dari peningkatan kompetensi yang mereka miliki melalui pelatihan-pelatihan baik secara online maupun offline. Kami ceritakan juga bagaimana sistem rekrutmen keanggotaan IGI yang hanya membayar sekali seumur hidup dan tidak ada iuran bulanan apalagi potongan-potongan. IGI justru berusaha menemukan ide-ide kreatif agar anggotanya memperoleh keuntungan dari kompetensi yang mereka miliki baik secara moral maupun material. Kami menyatakan diri sangat serius ingin bersinergi dengan Kemenag dalam urusan peringatan kompetensi guru yang berada di madrasah-madrasah di bawah pembinaan Kemenag. Semua guru di lndonesia harus memperoleh kesempatan yang sama dalam meningkatkan kompetensinya .

Menteri menanggapi positif ajakan kami. Menteri juga sangat antusias untuk mengetahui lebih lanjut tentang proram peningkatan kompetensi guru yang diselenggarakan oleh IGI.  Menteri  merasa sangat senang bila semakin banyak pihak yang bergerak untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, khususnya  yang berada di wilayah pengelolaan Kemenag. Menteri mengatakan bahwa permasalahan guru pada saat ini yang cukup krusial diantaranya adalah persebaran guru yang tidak merata. Rasio guru murid di Indonesia adalah 1: 16, yang berarti bahwa ada seorang guru untuk 16 siswa di Indonesia. Angka itu jauh lebih baik dari rasio guru siswa di negara-negara lain yang bahkan lebih maju dari kita seperti Jepang dan Korea. Selama ini terlihat seolah-olah kita kekurangan guru, padahal yang terjadi adalah karena sebagian guru menumpuk di perkotaan dan di pelosok pedesaan justru gurunya jarang-jarang sehingga jumlah guru terlihat benar-benar kurang.  Selain persebaran yang tidak merata, masalah lain adalah infrastruktur pendidikan dan yang  terakhir adalah masalah mutu guru itu sendiri. Oleh karenanya Menteri memberi kesempatan kepada kami  agar guru-guru yang sudah ditraining oleh IGI, yang sudah certified dan dinyatakan layak untuk mentraining guru-guru yang lain bisa turut berkiprah dalam berbagi ilmu dengan rekan-rekan sejawat yang bekerja di sekolah-sekolah Kemenag. Untuk melengkapi kunjungan kami pada saat itu kami menyerahkan kenang-kenangan berupa buku yang berisi profil ikatan guru indonesia kepada menteri agama. Menteri juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan rombongan IGI. Pada kesempatan itu ikut pula berfoto bersama, direktur pendidikan madrasah kemenag RI, profesor doktor Nurchalies.

Di akhir pembicaraan yang singkat karena banyaknya acara, Menteri  mempersilakan rombongan IGI untuk berdiskusi lebih lanjut tentang sinergi IGI-Kemenag di ruang sebelah. Setelah giliran kami tampaknya banyak tamu yang bergiliran mau bertemu dengan  Menteri di ruang tamu  yang selalu “diawasi” kepala negara dan wakilnya dari dunding tersebut.  Dalam diskusi lanjut kami ditemani oleh Professor Doktor Nurchalies, Direktur Penddikan Madrasah Kemenag RI yang berasal dari UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Beliau meminta daftar nama para trainer IGI yang nantinya akan akan diberdayakan oleh Kemenag dalam Pelatihan-pelatihan para gurunya. Diharapkan para trainer tersebut sudah meguasai materi þerutama yang terkait dengan pengembangan keprofesian berkelajutan (PKB) dan pendidikan inklusi. Koneksitas IGI-Kemenag selanjutnya akan dibangun dengan melalui Ibu Ella, salah satu kepala MAN di Jakarta yang merupakan pengurus IGI DKI yang juga ikut beraudiensi.

Dalam diskusi tersebut Dr. Tajur Zulfikar , salah satu pengurus pusat IGI sempat menyinggung tentang penghargaan tertinggi pada guru yang mestinya disetarakan dengan dosen. Jika dosen memiliki  professor sebagai gelar tertinggi, maka guru sebaiknya juga memiliki gelar tertinggi juga , “Mahaguru” misalnya, dan dengan jumlah tunjangan yang setara antara guru dan dosen tentu saja. Pak direktur sangat setuju dan berjanji akan membicarakan mengenai hal tersebut dengan pihak terkait  ke depan.

Karena terbatasnya waktu, pada jam 11.45  Direktur harus meninggalkan kami untuk bergabung dengan menteri  untuk menemui rombongan-rombongan tamu berikutnya kamipun mohon pamit. IGI akan menindak lanjuti hasil pertemuan dengan mengirimkan nama-nama trainer IGI kepada Kemenag.

 

Salam Pergerakan Pendidikan!

 

Mampuono

Sekjen IGI

 

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini