“IGI-RUH PENDIDIKAN YANG SESUNGGUHNYA; MEMBERI BUKTI BUKAN JANJI”.

0
2744
Foto bersama pak Slamet Riyanto, fasilitator kanal penulisan buku.

“IGI-RUH PENDIDIKAN YANG SESUNGGUHNYA; MEMBERI BUKTI BUKAN JANJI”.

Oleh: APRIYANY, M.Ed (Sekretaris IGI Kab.Sumbawa Barat-NTB)

Dalam dunia organisasi, mengikuti pelatihan di luar kota adalah suatu hal yang biasa dilakukan. Tidak ada yang istimewa dari hal tersebut. Peserta pelatihan cukup datang ke tempat pelatihan, mengikuti kegiatan tersebut hingga selesai dan pulang membawa hasil bagi diri sendiri. Semua terkesan lumrah bukan? hanya untuk menjalankan program kerja. Bahkan mungkin terkesan ‘selfish’, pelatihan untuk mencerdaskan diri sendiri. Tidak ada yang berbeda, hampir semua sama saja dan sudah menjadi rahasia umum. Peserta datang, peserta pulang dan semuanya selesai. Tidak ada yang terjadi setelah itu. Tidak ada beban, tidak ada tuntutan. Yang tertinggal hanyalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) di atas kertas.

Mengapa hal itu terjadi? Jawabannya sederhana saja: karena tidak ada komitmen antara peserta dan penyelenggara pelatihan. Umumnya semua hanyalah seremonial. Lalu apakah TOT Literasi produktif Berbasis IT yang dilaksanakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) sama saja dengan pelatihan yang ada pada umumnya? jelas jawabannya adalah TIDAK!.

Pelatihan ini adalah pelatihan terbaik yang pernah ada. Semua peserta berbuat, berkarya dan berinovasi di bidang mereka masing-masing. Tidak ada yang pasif memangku tangan apalagi termangu mendengarkan sambutan-sambutan panjang karena semua kegiatan yang berbau seremonial seperti itu dihapus dari susunan acara. Yang ada hanyalah peserta yang sibuk mengutak-atik tablet masing-masing untuk membuat media pembelajaran berbasis informasi dan teknologi. Kalaupun ada peserta yang tidak sedang mengutak-atik tablet, itu karena mereka sedang sibuk menulis buku yang nantinya akan diterbitkan secara elektronik ataupun melalui penerbit. Maka menurut saya TOT Literasi produktif Berbasis IT yang dilaksanakan oleh IGI adalah pelatihan paling efektif yang pernah ada di Indonesia.

Lantas bagaimana dengan RTL di atas kertas yang umumnya terjadi? apakah hal itu juga lumrah di IGI?  Sekali lagi jawabannya TIDAK!. Di IGI semua peserta pelatihan bergerak karena Komitmen, Ikatan  dan Kebersamaan. Bagi IGI tiga landasan tersebut adalah motor penggerak semangat sesorang untuk berbuat, berkarya dan berinovasi. Tidak ada yang ingin memiliki sendiri. Semua ingin berbagi dan berkembang bersama selayaknya motto IGI “Sharing and growing together”. Maka tidak heran jika semua narasumber berlomba-lomba membagi ilmu agar semakin banyak guru yang ‘Melek literasi berbasis IT’.

Tidak hanya narasumber, pesertapun pulang dengan komitmen “Siap menghasilkan produk berupa satu guru satu inovasi dan atau satu guru satu buku”. Maka perjuangan sesungguhnya telah dimulai. Semua peserta bergerak menghasilkan karya dan inovasi masing-masing. Selanjutnya, semua karya inovasi tersebut akan dipublikasikan sebagai wujud pembuktian dari sebuah komitmen literasi berbasis IT. Tidak berhenti di situ saja, seluruh peserta secara sukarela menyatakan komitmen mereka untuk “Berbagi dan berbagi”. Semua trainer siap menularkan ilmu dan kemampuan mereka kepada guru lain guna mencetak trainer-trainer handal lainnya.

Saat ini, IGI telah melahirkan 150 trainer handal melalui TOT Literasi berbasi IT yang dilaksanakan pada tanggal 6-9 Oktober 2016 di Surabaya. 150 trainer ini adalah bukti nyata atas komitmen IGI dalam meningkatkan professionalisme guru demi kemajuan kualitas pendidikan bangsa. Selanjutnya 1.000 trainer literasi berbasis IT menjadi target yang harus diraih hingga tahun 2021. Ini adalah sebuah impian besar yang bukanlah tidak mungkin terjadi. Impian ini adalah impian yang didasari komitmen dan kerja keras, bukan janji semata. Maka jika masih ada keraguan, kembalilah pada tahun 2021 dan jadilah saksi atas sejarah baru pendidikan Indonesia.

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini