IGI BERSAMA KEMDIKBUD DALAM HARMONY GURU BERSAMA RAKYAT

0
1593

Widadi, DKI Jakarta

Jakarta-IGI. Matahari belum menampakkan sinarnya. Semilir angin pagi menerpa ranting dan dedaunan. Embun perlahan jatuh ke rumput. Suasana begitu lengang sepanjang Jalan Sudirman. Di pagi yang sepi itu saya sudah berada di depan Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Menunggu sahabat-sahabat guru dari Ikatan Guru Indonesia (IGI).

Kira-kira satu jam kemudian puluhan, ratusan bahkan ribuan guru dan rakyat biasa sudah berjubel di sepanjang Jalan Sudriman. Para guru dan tamu undangan itu sebagian besar memakai kaos merah dan putih dengan dominasi topi berwarna merah juga. Mereka berkumpul di depan panggung yang didesain sederhana tapi tampak semarak dan indah. Dari kejauhan tampak seluruh atap panggung dan sisi belakang panggung berbalut kain putih bersih. Di background panggung terdapat tulisan berbunyi, “Harmony Guru Bersama Rakyat.”

Di sisi sebelah kanan panggung terdapat tumpukan doorprize yang dibungkus rapi dengan kertas warna coklat yang luar biasa banyaknya. Di depan tumpukan doorprize beberapa orang panitia sibuk mencocokkan daftar hadir peserta yang sebagian besar guru dan masyarakat umum.
Di sisi sebelah kiri panggung terdapat stand dari Kemdikbud yang di dalamnya terdapat berbagai macam majalah kependidikan, buku, brosur, video- video pembelajaran dan informasi-informasi lain yang berkaitan dengan kependidikan. Semua itu produksi dari Kemdikbud yang pada akhirnya akan dibagikan kepada tamu dan undangan dengan cuma-cuma.

Sementara itu di pojok kanan belakang panggung, tampak menara ulir warna merah yang tinggi menjulang menimbulkan kesan indah dan artistik. Dan agak jauh di belakang panggung tampak bendera merah putih berkibar mengangkasa di sela-sela gedung yang kokoh.

Animo masyarakat sangat tinggi sehingga terus berdatangan dan mendekat di depan panggung. Begitu melihat kerumunan guru bersama rakyat semakin padat saya memilih mundur jauh ke belakang. Saya berusaha mencari tempat yang agak tinggi agar bisa mengabadikan momen yang indah ini untuk kemudian saya share kepada sahabat guru IGI di seluruh Indonesia via FB dan WA.

Suasana di depan panggung benar-benar semakin padat karena sebentar lagi panitia akan mengumumkan 10 guru berprestasi yang berhasil meraih nilai UKG tertinggi. Sebentar kemudian dipanggillah satu persatu guru-guru peraih nilai UKG tertinggi ke atas panggung. Maka beruntunglah bapak dan ibu guru ini karena di samping mendapatkan apresiasi dari Kemdikbud ada juga yang mendapatkan hadiah umroh.

Sesaat kemudian Bapak Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sudah berada di atas panggung untuk menyampaikan pidato. Dengan senyum khasnya yang memikat Pak Menteri menyampaikan pidato singkat.

Hari semakin siang, matahari mulai meninggi suasana semakin ramai dengan hadirnya pemandu kuiz ke atas panggung berpadu dengan iringan musik menyanyikan lagu-lagu gembira. Cukup lama pemandu kuiz beraudiensi dengan hadirin karena memang begitu banyak hadiah yang telah disiapkan oleh panitia.

Memasuki pukul 08.00 WIB tampillah dua orang instruktur senam. Yang satu laki-laki dan satunya lagi perempuan memandu senam. Dengan semangat yang membara instruktur memandu senam dengan iringan musik yang menggelegar. Semua hadirin ikut bergoyang. Sesekali waktu instruktur berteriak memberi aba-aba, satu…, dua…, kiri…, kanan. Sementara gerakan semakin bervariasi dan irama musik semakin kencang dan memanjakan telinga. Sesekali juga terdengar teriakan instruktur yang melengking membuat semua yang hadir bersorak sorai mengikuti irama dan syair lagu. Maumere…..jajare kota ende. Ya.., ya….ge mu fa mi re yang menggairahkan.
Waktu menunjukkan pukul 09. 00 lebih, saatnya band menghibur khalayak ramai. Beberapa artis penyanyi sudah ditampilkan berbagai lagu sudan dinyanyikan. Suasana hati semakin riang. Giliran MC memanggil-manggil memberi kesempatan kepada guru, masyarakat dan tamu undangan untuk gantian menyanyi. Tertantang olah tawaran MC, saya bergegas mematikan HP dan maju menuju panggung. Namun apa yang terjadi, baru saja saya melangkah tiba-tiba kerumunan guru memanggilku. Dan kalau sudah begitu dapat ditebak apa yang akan terjadi. Ya…, apalagi kalau bukan selfie-selfie. He… he…he…

Hari semakin siang, suasana di depan panggung mulai longgar karena sebagian guru dan rakyat mulai minggir ke belakang, berteduh dan mengambil makanan serta minuman. Saat itulah saya dapat bercengkerama dengan sahabat-sahabat guru dari IGI. Tampak Pak Adan dan Pak Badrun duduk santai di depan sebelah kiri panggung. Sementara yang lainnya ada yang membuka-buka buku dan majalah yang baru saja mereka dapatkan dari panitia. Ada sebagain yang masih asyik selfie-selfiean.

Waktu semakin siang, sinar matahari mulai menyengat. Kami menuju Gedung Kemdikbud dan menemui panitia untuk mengambil kaos dan makanan. Pak Badrun sempat mengecek tensi darahnya kepada dokter yang telah disiapkan panitia. Kemudian kami duduk tertib sambil makan dan ngobrol ala kadarnya. Tak terasa terdengar suara adzan menggema tanda waktu dzuhur telah tiba. Kami segera menuju masjid untuk kemudian pulang dengan membawa aneka doorprize. Sahabat guru Indonesia, majulah pendidikan Indonesia!

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini