IGI BERKARYA MEMBANGUN BANGSA

0
1932
IGI Berkarya, Widadi

Oleh: Widadi, IGI Pusat

 

IGI Ikatan Guru Indonesia
IGI Ikatan Guru Indonesia
Slalu siap bersama
Slalu siap bermitra  
Slalu siap bersama
Membangun Indonesia

IGI Ikatan Guru Indonesia
IGI Ikatan Guru Indonesia
Lahir untuk berkarya
Tumbuh bersama-sama
Lahir untuk berkarya
Membangun Indonesia

Reff:

Marilah kita membangun bersama
Tuk menggapai cita-cit mulia
Bersama Ikatan Guru Indonesa
Jadikan guru hebat semua

 

Jika detik ini masih ada sebagian orang yang meragukan IGI, biarkan saja. Jika saat ini masih ada orang-orang di luar sana yang meremehkan kegiatan IGI, biarkan saja. Jika sekarang masih ada orang di luar sana menganggap sebelah mata perjuangan IGI, ya tidak apa-apa. Jika masih ada segelintir orang yang  meninabobokkan seminar IGI, workshop IGI, pelatihan IGI dan semua kegiatan IGI, sekali lagi biarkan saja. Nanti pada saatnya, waktu yang akan menjawabnya. Saya yakin selama kita tetap komitmen membangun Indonesia melalui inovasi pembelajaran, inovasi pendidikan rahmat Allah akan tercurah.

Kita memang tidak berjuang dengan senjata, kita juga tidak berjuang dengan harta, dan kita bukan berada di lingkungan penguasa. Tapi yakinlah IGI akan selalu ada di hati generasi bangsa. Mengapa? Karena IGI berjuang melalui ide, inovasi dan kreatifitas untuk memajukan bangsa dan selalu siap bermitra. IGI lahir untuk berkarya, IGI tumbuh bersama-sama untuk berjuang meraih cita-cita mulia. Peradaban baru dengan pembelajaran abad 21.

Kecerdasan seperti apakah yang sebaiknya dikembangkan pada pembelajaarn abad 21 ini? Setidaknya ada 5 macam kecerdasan untuk mewujudkan peradaban baru. Pertama, membangun kecerdasan intelektual (IQ). Kedua membangun kecerdasan emosional (EQ). Ketiga, membangun kecerdasan mengubah hambatan menjadi peluang (AQ). Keempat,  membangun kecerdasan memilih peluang yang diridhoi Tuhan (BQ) dan kelima membangun kecerdasan spiritual (SQ).

Membangun kecerdasan intelektual sangat diperlukan karena IGI akan berhadapan dengan perkembangan jaman yang memerlukan kemampuan berbahasa, logika dan berhitung yang akurat. Kecerdasan emosional diperlukan karena IGI akan berhadapan dengan kompetitor dan orang-orang yang ingin maju dan berkembang sehingga diperlukan empati dan sinergi. Kecerdasan mengubah hambatan menjadi peluang (tangguh) sangat diperlukan sebab dalam perjalanannya nanti IGI akan terbentur dengan berbagai hambatan. IGI tidak boleh berhenti dan ada baiknya jika kita belajar pada Pak Habibie tentang filosofi sepeda. Berhenti mengayuh berarti jatuh. Kecerdasan memilih peluang yang diridhoi Tuhan sangat diperlukan sebab bukan mustahil ke depannya IGI akan berhadapan dengan dua pilihan peluang, yang satu diridhoi Tuhan dan yang satunya dimurkai Tuhan. Dan terakhir diperlukan kecerdasan spiritual untuk senantiasa mengingat dan bersyukur kepada Tuhan pencipta alam semesta.

Lantas kebiasaan dan sikap seperti apakah yang sebaiknya dimiliki oleh keluarga besar IGI? Meminjam teori “7habits” Stephen R. Covey maka kebiasaan itu di antaranya adalah: proaktif, fokus pada tujuan akhir, dahulukan yang utama, berpikir menang-menang, berusaha memahami baru dipahami, bersinergi dan mengasah gergaji.

Sikap proaktif sangat perlu dibiasakan karena setiap waktu saya yakin guru-guru di luar sana yang tertarik dan minat bergabung dengan IGI akan semakin banyak. Fokus pada tujuan akhir harus selalu didengungkan dan diupayakan agar motivasi selalu tinggi dan energi tidak terbuang percuma. Kebiasaan mendahulukan yang utama hedaknya sudah menjadi darah daging bagi keluarga besar IGI, sebab dengannya perbedaan yang besar bisa dikecilkan dan perbedaan yang kecil bisa segera dimusnahkan. Kebiasaan berpikir menang-menang akan mendorong semua anggota IGI berjuang mencapai hasil maksimal dalam setiap kegiatan apapun bentuknya. Kebiasaan berusaha memahami baru dipahami akan menjaga silaturahmi sehingga jalinan persaudaraan tetap erat terpatri. Kebiasaan bersinergi memungkinkan semua anggota IGI saling bergotong royong dan terus berbagi. Dan kebiasaan mengasah gergaji sangat diperlukan untuk terus belajar, menempa diri dan berinovasi.

Berikutnya model kepemimpinan seperti apa yang sebaiknya dikembangkan di lingkungan IGI? Setidaknya model kepemimpinan dengan tahapan sebagai berikut: pemimpin yang dicintai pemimpin yang membimbing, pemimpin yang berkarakter dan pemimpin yang berkepribadian. Semua itu modal dasar yang telah dimiliki oleh pengurus pusat dan pengurus wilayah IGI saat ini. Dan ini menjadikan IGI layak untuk maju, berkembang dan berprestasi.

Lantas bagaimanakah kecenderungan sekolah pada abad 21 ini? Gordon Dryden dan Jeannette Vos dalam buku “Revolusi Cara Belajar” mengatakan bahwa ada 12 langkah yang sebaiknya dilakukan oleh komunitas pendidikan. Apa sajakah itu? 1. Sekolah sebaiknya dirancang agar bisa menjadi pusat sumber daya masyarakat sepanjang hayat, 2. Pengelola sekolah hendaknya memiliki kemampuan untuk menanyai kemauan pelanggan dalam hal ini orang tua, 3. Sekolah hendaknya mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, 4. Pengelola sekolah dan guru hendaknya dilatih agar mampu melayani semua ragam gaya belajar anak, 5. Guru hendaknya mampu mempraktikkan teknik pengajaran terbaik di dunia, 6. Berikan pelatihan berkesinambungan kepada sumber daya utama pendidikan yaitu guru, 7. Berusaha menjadikan setiap orang guru dan sekaligus murid, 8. Berusaha membuat kurikulum empat bagian, 9. Harus berani mengubah sistem penilaian, 10. Gunakan teknologi masa depan, 11. Manfaatkan seluruh masyarakat sebagai sumber daya, 12. Berikan kesemua orang hak untuk memilih.

Hal yang menarik setiap kali TOC dilakukan oleh IGI tampak pada saat adzan berkumandang semua peserta TOC yang beragama Islam bergegas menghentikan pekerjaan, menuju tempat wudhu dan segera memenuhi mushola atau masjid terdekat. Sikap ini sungguh membanggakan. Kemudian setiap kali nara sumber menyampaikan materi tak satupun peserta TOC yang ngobrol apalagi ngelamun. Hal ini terjadi karena semua materi yang disampaikan begitu berharga begitu indah, begitu memikat, begitu diminati. Terkadang di antara peserta TOC ada yang berkata: “Ini ilmu baru,” yang lain menimpali “Ini baru ilmu.” Bahkan tatkala peserta TOT mengalami kebuntuan dan kelelahan, nara sumber tak sungkan mengeluarkan jurus saktinya, jurus seninya, seni mendidik, seni mengubah suasana hati. Benarlah nasihat para guru, benarlah nasihat para ulama: “Dengan agama hidup menjadi terarah, dengan ilmu hidup menjadi lebih mudah dan dengan seni hidup menjadi lebih indah.”

Terkait dengan semua aktifitas IGI yang tidak menggunakan APBD, APBN dan yang lainnya maka  modal utama yang harus dibangun dan dimiliki pengurus dan anggota IGI adalah takwa. Bukankah Allah telah berfirman di dalam surah  Ath Thalaaq yang artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya DIA menjadikan jalan keluar baginya dan DIA akan memberikan rizki dengan tiada terkira.” Kiranya untuk mengakhiri tulisan ini akan lebih baik jika sidang pembaca yang budiman memperhatikan arti firman Allah di dalam surah Al Mulk ayat 2 yang berbunyi: Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling baik amalnya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

 

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini