Guru Tersengat Ayat

0
1452

(Sebuah Renungan Guru Juga Wajib Belajar)

Ketika saya mengikuti workshop nasional tanggal 28/29 januari 2017 , salah seorang nara sumber dalan pembukanya menyampaikan sebuah ayat yang artinya” Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Alkitab (Taurat) ? maka Tidakkah kamu berpikir? (Al baqarah:44) kemudian Narasumber menyebutkan ayat lagi yang berbunyi” Hai orang-orang yang beriman Mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak perbuat ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu lakukan. (Ash shaf :2 -3 .) Ayat di atas mencela dan mengancam orang-orang yang hanya menyuruh orang lain berbuat kebaikan namun dia sendiri tidak melakukan kebaikan tersebut.

Dulu saya biasa saja mendengar ayat ini karena sering diucapkan oleh para penceramah, namun ketika narasumber menjelaskan secara detil lagi dan menghubungkan ayat ini dengan profesi saya sebagai guru, Sungguh saya sangat tersentak dan kaget seolah ayat ini sedang menyengat saya , sejenak ku terpana dan terdiam , terpaku dalam lamunan style mengajar selama ini. Seolah tersengat aliran listrik yang sangat kuat saya menjadi tersadar dari lamunan interaksi rutinitas bersama para murid, karena sebagai guru saya selalu menyuruh anak anak rajin belajar setiap hari, rajin membaca, menulis dan mengerjakan PR dengan ber angan mereka menjadi anak yang pintar dan cerdas.

Sangat malu diri ini, yang hanya bisa menuntut anak anak didik untuk rajin belajar, namun gurunya ini sendiri jarang belajar untuk meningkatkan kompetensi diri bahkan menumbuhkan niat untuk maju saja masih perlu di pupuk orang lain. Rasa sedih di hati selalu menyuruh anak didik rajin membaca buku…namun diri ini jarang membaca..

Menjadi guru yang baik tidak cukup hanya dengan menyuruh anak untuk terus belajar namun guru sendiri tidak belajar dan meningkatkan kualitas serta kompetensi dirinya.
Kenapa guru juga harus terus belajar, ada beberapa hal yang menjadi landasan utama:

1. Supaya Guru menyampaikan materi tidak ” berputar-putar”.
Sebenarnya penyampaian materi yang panjang yang berbelit-belit, berputar-putar,berangkat dari tidak memahami persoalan materi dengan baik tidak mengetahui tujuan pembelajaran dengan sempurna, oleh karena itu di sinilah sesungguhnya seorang guru dituntut untuk terus belajar.

2. Supaya guru dicintai oleh banyak anak didiknya
Seorang guru sekarang hidup di zaman Serba canggih teknologi dan beragam ilmu pengetahuan serta informasi yang dapat diakses pada setiap saat melalui media elektronik ataupun media cetak jadi guru Jangan sampai ketinggalan dengan murid-muridnya

3. Supaya guru mempunyai wawasan pengetahuan yang luas sehingga mampu berinovasi .
Guru dengan wawasan yang seadanya rasanya tidak akan mungkin mampu memberikan pengetahuan yang banyak kepada anak didiknya. Sebaliknya guru dengan wawasan pengetahuan yang luas akan mampu menciptakan inovasi pembelajaran yang beraneka ragam mampu menguasai kelas dengan baik mampu mentransfer pengetahuan dengan sempurna dan mampu mengarahkan anak didik secara maksimal dan akhirnya mampu mengembangkan berbagai potensi anak.

Jadi disinilah sesungguhnya peran seorang guru ditantang untuk terus bisa memperbaharui ilmu pengetahuannya sehingga anak didiknya pun mendapatkan nilai lebih dari keluasan pengetahuan Sang Guru .
Guru yang semacam inilah yang biasanya mendapatkan tempat istimewa di hati para anak didiknya, seorang guru yang bisa menjawab kebingungan anak didik terhadap mata pelajaran maupun masalah kehidupan pada umumnya.

Sangatta 2 Februari 2017
Aramsah Albanjary
Ketua IGI Kutai Timur

Comments

comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini