GURU MERDEKA BELAJAR

0
1817

Oleh: Guru NDaru – Sekretaris IGI Banyumas (Sebuah Catatan Diskusi)

#menemubaling

Pagi ini udara terasa cerah di Taman Andang Pangrenan Purwokerto. Sebuah taman kota yang menempati bekas lahan terminal bus antarkota. Kami di Komunitas Guru BelajarPurwokerto sepakat bertemu untuk berbagi praktik cerdas pengajaran. Tema yang akan dibahas seputar Merdeka Belajar. Kami memilih lokasi ini karena lingkungannya terasa nyaman dan udara yang lumayan masih bersih. Taman kota ini dibangun sebagai tempat alternatif rekreasi warga Purwokerto. Ada joging track, sepeda tandem, ayunan, hall terbuka dan panggung.

Guru Niken yeng berperan sebagai nara hubung di kegiatan ini memilih tempat di dekat pintu keluar sebelah selatan. Disitu ada tenda payung dengan beberapa kursi melingkar persis di depan kantin. Guru Niken ini seorang guru seni yang piawai main musik, nari , nyanyi dan baik hati. Guru Niken mengajar di sebuah SMK yang cukup ternama di kota ini. Saya, Guru Daru yang menginisiasi kegiatan ini datang setelah Guru Niken. Selanjutnya tinggal menunggu Guru Fajar yang akan membawakan tema #MerdekaBelajar. Beberapa teman guru yang tadinya bersedia hadir ternyata batal hadir. Yah, maklum ini hari Minggu. Bagi kami bukan masalah seberapa banyak jumlah yang hadir, tetapi seberapa banyak yang bisa disharingkan. Tak lama kemudian Guru Fajar hadir bersamaan mendoan dan es teh pakai manis yang ternyata sudah dipesan oleh Guru Niken yang baik hati. Mendoan ini makanan khas dari Purwokerto dan BanyumasRaya. Penganan dari tempe tipis melebar ini dibumbui dengan bawang putih, kencur, ketumbar, daun bawang atau daun kucai, tepung beras, tepung terigu, garam dan digoreng mendo (hampir matang)

Diskusi pun dimulai. Diskusi kami tanpa moderator, tanpa kata sambutan. Semuanya mengalir begitu saja, masing-masing bercerita tentang pengalaman praktik cerdas pengajarannya. Guru Fajar pernah mendapat beasiswa pelatihan Guru #MerdekaBelajar bulan April 2017 di Pesta Pendidikan Jogja.
Menurut Guru Fajar #MerdekaBelajar itu nyaman dan jelas. Maksudnya bagaimana menciptkan situasi nyaman belajar di kelas sehingga materi yang disampaikan ini jelas dan mudah diterima. Selanjutnya dikatakan adanya komunitas ini karena Guru memilki kegelisahan masing-masing. Gelisah bagaimana membuat inovasi strategi pembelajaran yg bisa nyaman dan jelas bagi siswanya. Guru Fajar ini mengajar Bahasa Indonesia. Sedang Guru Niken menambahkan bahwa merdeka belajar itu bebas berekspresi, berkreasi, dan bereksplorasi. Waktu mengajar melukis Guru Niken membebaskan siswa untuk memilih tema lukisannya. Siswa dibebaskan juga untuk berlatih memilih alat musik yang disukainya. Menurut Guru Daru #MerdekaBelajar itu adalah bisa belajar apa saj yang disukai, belajar dimana saja, belajar kapan saja, belajar dengan siapa saja. Karena belajar adalah hak yang menyenangkan bukan kewajiban yang membebankan.

MerdekaBelajar ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Menurut Guru Fajar semua ada tantangannya. Pada saat praktek drama atau baca puisi akan terjadi kegaduhan karena vokal yang volume tinggi atau gelak tawa yang ramai karena ada kelucuan pemeran. Biasanya kalau sudah begini Guru kelas sebelah akan melongok ke jendela dengan wajah yang kurang bersahabat. Akhirnya Guru Fajar pun memilih cari amanya, kembali ke teori. Biar tidak gaduh mengganggu kelas sebelah. Guru Niken pun merasakan hal yang sama. Pada saat mengajar musik maka siswa pun memainkan alat musik yang tidak mungkin di”silent”. Sementara belum ada ruang khusus musik. Demikian juga untuk kegiatan outing class menyaksikan pentas seni/musik masih susah ijinnya dari pihak sekolah. Karena umumnya pentas budaya/seni itu biasanya malam hari.

Untuk itu perlu inovasi dalam metode belajar, kata Guru Daru. Untuk hasil yang berbeda lakukan dengan cara berbeda, itulah inovasi. Hal ini diiyakan oleh Guru Niken. Siswa cenderung menerima. Misal, mendoan ini enak tetapi siswa tidak oernah punya keingintahuan kenapa mendoan ini enak. Lagu yang dinyanyikan grup band itu enak, tetapi tidak pernah ingin tahu kenapa musik mereka enak didengar. Bagaimana bisa berinovasi kata Guru Daru, guru perlu melakukan refleksi.

Refleksi yang disharingkan Guru Daru ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan refleksi pijat jari lentik…. hehe becanda. Refleksi ini mirip-mirip berkaca, instrospeksi. Sharing kali ini menceritakan pengalamanya melakukan refleksi diakhir pelajaran. Setiap siswa satu persatu ditanya apa yanhg sudah dipelajari pertemuan kali ini, apa yang sudah bisa dan belum bisa..? Maka siswa akan belajar speaking(bicara) menjelaskan apasaja yg dirasakan pada pertemuan itu. Siswa belajar mengataka dengan jujur apa yang sudah dikuasai dan yang belum dipahami. Guru pun akhirnya bisa memetakan kemampuan kelas. Kemudian menentukan metode yang berbeda untuk siswa di kelas. Jangan sampai satu resep untuk semua penyakit, kata Pak Bukik.#eh

Refleksi juga dilakukan diawal pada pertemuan berikutnya. Guru Daru biasa menanyakan apa yang akan dipelajari hari ini..? Maka siswa akan belajar hal yang belum dikuasai minggu lalu. KBM pun terasa bermakna karena masing-masing siswa bisa memaknai apa materi yg pelajari pd saat itu. Setelah itu Guru Daru merenung, kontemplasi, muhasabah…. apamaning ya #hehe.. metode atau pendekatan apa yang digunakan, disitulah terjadi inovasi. Perubahan dari yang lalu. Jadi Guru Daru merasa bahwa tidak bisa begitu saja merubah orang lain. Tapi dirisendiri lah yang harus berubah.
Selanjutnya dibahas selain refleksi apalagi yang bisa dilakukan supaya bisa berinovasi…? Guru Fajar menjawabnya bahwa Guru harus punya cita-cita.

Cita-cita yang ada kaitanya dengan profesi guru. Bukan cita-cita menjadi guru yang nyambi bisnis misalnya…. misalnya cita-cita menjadi penulis buku misalnya. Guru Niken menambahkan bagaimana menumbuhkembangkan rasa ingin tahu baik pada siswa dan guru. Misalnya, jarang sekali siswa pingin tahu kenapa angka 2 bentuknya seperti itu, kenapa huruf A bentuknya seperti itu, kenapa angka 69 bentuknya seperti itu….
Menurut Guru Daru menulis cita-cita ini penting sekali. Kenapa perlu ditulis supaya tidak lupa. Guru Daru yang ngajar di Jurusan Teknik mesin ini bahkan punya kelas khusus yang diberi nama Kelas SOFTSKILL. Bahasan utama dikelas softskill ini adalah DARE TO DREAM (berani bermimpi) yaitu bagaimana menulis cita-cita dengan benar, membuat vision board(papan visi), membuat dream book (buku impian). Dari sini siswa dapat bermimpi dan tahu bagaimana mewujudkanya. Tanpa disadari mental juara terbentuk. Dari Jurusan Guru Daru inilah banyak menghasilkan para siswa juara.

Tanpa terasa acara MuDik#2 berlangsung hampir 2 jam dengan simpulan #MerdekaBelajar itu dimulai dengan tujuan/alasan, cara/metode dan refleksi.

Ditulis dengan metode #menemubaling (Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga)
#igibanyumas

Comments

comments