BANJIR DOORPRIZE  MENEMUBALING

0
1448

#menemubaling

Ada hal yang luar biasa dalam event seminar pada pameran  internasional  GESS (Global Education Supplies and Solution) tahun ini. Tidak seperti seminar tahun lalu yang kurang peminat, ruangan besar di Merak 1 Hall yang berlokasi di  ground floor Jakarta Convention Center kali ini penuh sesak.  Para guru, pemerhati pendidikan, dan khalayak umum para pengunjung pameran yang tertarik dengan tema seminar berbondong-bondong memadati ruangan. Dan yang istimewa, banjir dooprize melanda  seminar dari awal hingga akhir.

Ketua IGI Bogor, Wulan, yang juga menjadi ketua grup Menemu Baling, membawakan banyak sekali buku sebagai doorprize yang merupakan sumbangan dari Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Buku itu akan dibagikan  kepada siapa saja yang aktif di dalam kegiatan tersebut. Satu tas besar berisi penuh buku dari berbagai genre dibawa ke hadapan  peserta. Tak ayal lagi mata para IGI-ers yang  berseragam baju putih dan  bawahan biru gelap serta kebanyakan berkerudung itu menjadi berbinar-binar.

Salam menemubaling!

Seminar kerjasama IGI dengan GESS dalam kegiatan pameran internasional produk pendidikan itu bertajuk “Meningkatkan Keterampilan HOTS dengan Metode Menemu Baling”. Seminar yang dihadiri oleh tidak kurang  dari 300 peserta tersebut berlangsung  pada hari Jumat, 29 September 2017 dari pukul 10.00-12.00 WIB.  Para peserta  yang memadati ruangan berdatangan dari Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan berbagai wilayah lain di Indonesia.  Rombongan-rombongan mereka dipimpin ketua IGI daerah masing-masing.

Mampuono, founder Metode Menemu Baling,  memulai kegiatan dengan menyiapkan fisik dan mental peserta. Ia meminta peserta yang sebagian besar guru wanita tersebut untuk mengikuti gerakan-gerakan tertentu yang disesuaikan dengan instruksi  yang diberikannya.  Pembicara yang getol mengimplementasikan fun learning ini meyakini bahwa pembelajar yang berbahagia akan belajar lebih efektif daripada yang tidak berbahagia. Oleh karenanya peserta diminta mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu melambai-lambaikan telapak tangannya sambil tersenyum paling bahagia tanpa alasan. Sambil menengok ke kiri dan ke kanan para peserta harus tersenyum sebahagia mungkin kepada para peserta lain yang berada di sisi kiri dan kanan mereka. Tentu saja para peserta menjadi girang sekali dan betul saja mereka malah tertawa-tawa sendiri dengan bahagia.

Setelah instruksi dan gerakan berakhir Mampuono mengajukan sebuah pertanyaan yang tidak dinyana-nyana oleh peserta. Pertanyaannya adalah, mengapa mayoritas peserta memegang dahi padahal instruksi yang diberikan adalah agar mereka memegang dagu. Peserta tertawa-tawa sendiri menyadari kekeliruan mereka lalu berebut memberikan jawaban. Akhirnya tiga jawaban terbaik berhasil memenangkan doorprize  awal. Jawabannya adalah bahwa kemampuan visual seseorang cenderung lebih dominan daripada kemampuan auditorinya. Karena instruktur memberikan contoh memegang dahi padahal saat itu ia menginstruksikan supaya memegang dagu,  otomatis  sebagian besar beserta memegang dahi mereka masing-masing.

Dari awal sampai akhir kegiatan  peserta terlihat   sangat  antusias.  Mereka  memasang mata dan telinga lebar-lebar  karena  ingin tahu sendiri apa itu HOTS yang dipadukan dengan  metode Menemu Baling. Mereka ingin belajar  tentang   cara berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan cara memanfaatkan aplikasi menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga  yang diperkenalkan sebagai Metode Menemubaling   oleh foundernya sendiri yang juga  Sekjen IGI.

Mereka baru menyadari bahwa ternyata saat ini orang sudah bisa menulis dan membaca yang tidak lagi dengan menggunakan tangan dan mata. Sebaliknya menulis bisa dilakukan dengan menggunakan mulut dan membaca dengan telinga. Teknologi ternyata sudah berkembang begitu pesat sehingga memungkinkan bagi kita untuk melakukannya. Tentu saja ini sangat cocok dengan budaya Indonesia yang lebih mengandalkan pada keahlian bertutur daripada menulis dan kegemaran untuk menyimak daripada membaca. Dengan berbagai fasilitas dan kesempatan yang disediakan oleh teknologi maka kegiatan literasi yang berupa membaca dan menulis bisa dilakukan dengan cara yang sangat menyenangkan tanpa harus melelahkan tangan dan mata. Bahkan kegiatan menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga selain bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, hasil yang diperoleh lebih efektif dan berlipat ganda. Para penulis buku pada program Sagusaku (Satu Guru Satu Buku) yang dipamerkan di stand milik IGI di even yang sama sudah membuktikan hasil karya mereka dengan dukungan Metode Menemu Baling.

Demikianlah, seminar berlangsung dengan sangat meriah dengan diseling jeda berkali-kali untuk pemberian hadiah.

Kegiatan berakhir  setelah beberapa peserta diberi kesempatan untuk mempertanyakan apa yang mereka kurang pahami dalam seminar tersebut. Mampuono menjawab semua pertanyaan dan mendemokan hal-hal yang perlu sehingga diharapkan ketika pulang peserta sudah memiliki cukup pemahaman tentang HOTS dan Metode Menemu Baling.

Mampuono pada kesempatan  itu juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu terlaksananya seminar terutama sekali kepada GESS dan juga Universitas Ibnu Khaldun Bogor yang sudah menyediakan banyak sekali buku untuk doorprize  serta seluruh panitia yang sudah bekerja keras agar seminar tersebut terselenggara dengan lancar.

30092017-Ditulis di Pesawat Sejuta Umat, Jakarta Semarang, di edit di pasar Bulu Semarang sambil nungguin belanjaan dengan metode #menemubaling.

Comments

comments